[Sapa] Karena Bahagia itu Menular
Sepanjang perjalanan pulang dari rumah Pang nampaknya semua orang bahagia. Tiba – tiba Ibu (maaf lupa namanya) yang bekerja membuat souvenir handycraft di H’Mong hotel mengajak saya ke rumahnya. Katanya dekat saja kok, tak sampai 2 km. Sebetulnya tak sampai hati menolak, tetapi sore itu kami akan pulang, dan rasanya tidak enak memisahkan diri dari rombongan. Ibu tersebut nampaknya agak kecewa dengan penolakan saya, duh saya jadi tidak enak hati. Ternyata Hoa yang mendengar percakapan kami langsung menyambut gembira ajakan tersebut : ayo sama – sama kita kesana. Wah senang sekali, semua orang juga senang. Sebetulnya rumah Ibu tersebut dekat saja dari rumah Pang, sekitar 10 menit naik mobil dan berjalan kaki sebentar. Rumahnya cukup bagus, bangunan permanen, bersih dan ada kamar mandi bersih di luar rumah. Kami dipersilakan duduk di teras rumah, pemandangannya sawah dan Gunung Fanxipan. Sempurna. Di dapur nampak kesibukan, 2 ayam telah dipotong, dibersihkan dan dimasak. Ternyata tuan rumah mempersiapkan makan siang untuk kami. Duh sebetulnya saya memang rindu dengan suasana seperti ini. Ternyata sama saja disini, tamu dianggap sebagai orang yang …