[Baduy] dan Tujuan Kami Hanyalah Kembali dengan Selamat bersama Pak Mamad
Perjalanan dilanjutkan, pukul 11 siang, perut kenyang, angin sepoi – sepoi, mata mulai berat. Untuk meninggalkan Gajeboh kami harus menyebrangi Sungai Cibaduy, melewati jembatan bambu yang kokoh, walaupun hanya diikat tali ijuk. Selepas sungai jalurnya menyenangkan, menyusuri tepi sungai, jalan datar atau kadang menurun. Semangat 45, saya masih menggendong Cici..hingga tiba – tiba panggilan alam datang dan saya meminta Helmy untuk bergantian menggendong Cici. Akhirnya Cici berpindah tangan, saya dan Helmy bertukaran tas. Dan siapa sangka itu adalah keputusan terbaik yang saya buat selama perjalanan ini. Kami kembali berjalan, menyebrangi anak sungai, melewati sebuah perkampungan kecil – Cicakal Girang dan ternyata di depan sana ada tanjakan tak berujung. Benar tak berujung, sedangkan matahari tepat berada di atas kepala. Pak Mamad sudah jauh depan, disusul Cep Dahlan, Helmy dan Cici sedangkan saya ada di paling belakang, meniti langkah sambil sesekali menikmati pemandangan yang indah. Pemandangan indah tak boleh dilewatkan bukan. Untunglah di depan sana rombongan sudah menunggu, akhirnya bisa juga duduk dan memanjangkan kaki. Cici asik bermain sendiri sambil sesekali tiduran di singgasana ranselnya. Pak Mamad …