Duh lagi jatuh cinta lagi nih 🙂 alhamdulillah, tentunya rasa yang harus disukuri. Jatuh cintanya pada sebuah benda yang ada di samping ini nih.
Ngomongin tentang benda ini memang ga ada habisnya. Sejak masih bayi sepertinya saya sudah ditakdirkan untuk bersamanya selalu dan selalu. Hingga beranjak dewasa juga ngga jauh – jauh, mainannya masih juga sama. Jadi jangan salahkan saya kalau saya jadi betulan jatuh cinta…seperti saat ini.
Masa kecil saya identik dengan berlibur ke kebun Papi di Pameungpeuk sana, naik land rover tentunya. Saya ingat betul, pergi pagi – pagi dari rumah di Cimahi. Kami berenam, saya, 3 kakak dan Papi – Mami saya. Tujuan kami adalah sebuah kebun cengkeh di daerah Cilaut, Pameungpeuk, Garut Selatan. Liburan yang selalu saya nantikan. Bukan saja karena kami bebas bermain di hutan, tapi juga kesempatan untuk offroad dengan landrover di jalan ke Cilaut yang saat itu masih jelek banget, dilanjutkan dengan sesi berenang di sungai di belakang rumah, berebutan panen jeruk di kebun Pak Haji, dan selalu ditutup dengan main ke pantai Cilaut Ereun.
Hmmm masa kecil yang selalu bikin kangen. Loncat – loncat di belakang landrover bersama kakak – kakak. Kegiatan berlandrover ria ini sayangnya harus berakhir ketika Papi saya pensiun dan si landy dikembalikan kepada pemiliknya. Selama ini Papi memang hanya meminjam landrover dari kantor.
Masa kuliah saya juga identik dengan mobil yang satu ini. Ga jauh – jauh, saat kuliah saya pernah bekerja di provider arung jeram milik teman. Bekerja menjadi guide, skipper, sekaligus tukang foto sekaligus tukang masak alias seksi sibuk he he. Dibayar alhamdulillah ga dibayar juga ga papa. Alasan saya mau bekerja disana cuma satu, soalnya kalau bawa tamu kita selalu pakai landrover. Pokoke puas banget berlandrover-landroveran terus. Banyak banget kenangan manis hingga paling manis sekalipun bersama mobil satu ini.
Perjalanan  yang paling berkesan buat saya ketika masih jadi guide arung jeram mungkin adalah perjalanan Ranca Buaya – Bandung di tahun 2000. Saat itu kami baru saja survey jalur arung jeram di Sungai Cikandang, Garut. Dari Bandung kami menggunakan 1 landrover short dan 1 buah anhang (gerobak yang dikaitkan di belakang).
Penumpangnya 12, perahu karetnya 2 plus logistik lainnya. Pengarungan Sungai Cikandang berakhir di pantai Ranca Buaya. Semuanya berjalan lancar hingga kami harus pulang ke Bandung. Berbagai musibah terjadi (maklum mobil tua). Sehingga total perjalanan Ranca Buaya – Bandung kami tempuh selama 36 jam plus mampir ke bengkel yang tak terhitung jumlahnya.
Dan sekarang, alhamdulillah saya bisa bersama Helmy. Si Bapak juga ga jauh – jauh, pecinta landrover sejati. Cocok deh 🙂 Kalau orang lain kencan ke mall, kita berdua malah kencan sambil offroad pake landrover. Landrover memang mobil serbaguna, mulai untuk antar jemput, belanja untuk hajatan (bisa muat banyak tea) , jalan – jalan dsb. Keren udah pasti,  ini mah belum ada yang ngalahin. Pokoke TOP BGT.
Kesimpulannya : saya dan Helmy lagi pengen banget punya landrover. Doakan kami biar uangnya cepat kekumpul ya teman – teman. Kalau mau menyumbang boleh juga 🙂
Ps : Al, kemaren pas wiken ada acara “kemping” Landrover Club Bandung, di Kavaleri, 50 mobil..he he rugi banget ga datang. Geura jalan atuh si V8. Kemaren saya ma Helmy terus offroad nembusin Gunung Putri, pake mobil Momi. Jagjag pisan Al.
Pingback: 17 Tahun Menjadi Blogger - sereleaungu