Dulu saya pernah curhat panjang lebar kenapa saya dan suami mengajak putri kami mendaki gunung. Alhamdulillah tulisan tersebut banyak menginspirasi para orang tua yang lain. Hingga kini – hampir 1.5 tahun berlalu, saya masih mendapat email yang mengapresiasi tulisan tersebut, senang :). Ternyata tulisan tersebut ada manfaatnya juga. Nah pertanyaan lanjutannya biasanya sama : Share dong tips – tips mendaki gunung bersama anak.
Ok, daripada nunggu 2 tahun lagi berlalu marilah kita tuliskan sekarang. Tulisan ini berdasarkan opini dan pengalaman pribadi, saya bukan seorang ahli apalagi pendaki gunung kawakan hehe. Don’t take this as a reference for 100 %.
Kapan anak bisa diajak naik gunung
Anak saya Cici mendaki gunung pertama kali pada bulan Juni 2011, 2 minggu sebelum ulang tahunnya yang ke 2. Pendakian-nya yang pertama adalah Gunung Gede di Cianjur, Jawa Barat. Saat itu Cici sudah pandai berjalan, makan table food, belum banyak berbicara tapi sudah bisa menyatakan perasaannya : senang, sedih, cape dan lainnya. Alhamdulillah tidak ada kesulitan berarti selama perjalanan, Cici sangat manis dan saya rasa secara mental Cici sangat siap. Dia bisa menikmati perjalanan, tidak rewel ketika harus tidur di dalam tenda, duduk manis juga di dalam gendongan. Beberapa perjalanan kami sebelumnya seperti Baduy dan Situ Gunung nampaknya membantu Cici untuk cepat beradaptasi di gunung.
Kurang dari 2 tahun ? Saya rasa tidak masalah, selama anak dalam kondisi kesehatan yang baik. Tetapi hati – hati, sebaiknya jangan terlalu ngoyo. Bayi dan toddler tubuhnya masih berkembang. Saya pernah membaca di sebuah website mengenai maximum ketinggian untuk anak – anak, kalau tidak salah 5000 m asl. Dikarenakan paru – paru mereka belum bekerja maksimal seperti orang dewasa, jadi sebisa mungkin ga usah tinggi – tinggi dulu ya. Apalagi kita yang biasa tinggal di dataran rendah.
Selain kesehatan, kesiapan mental juga penting. Sebelum mendaki gunung beneran, sebaiknya anak diajak berkemah, trekking atau kegiatan – kegiatan di luar ruang lainnya. Memperlihatkan kepada anak bagaimana tidur di dalam tenda, merasakan kedinginan, toilet terbuka, pada intinya mengenalkan kehidupan di luar rumah biar anak ga kaget
Jadi kapan anak bisa diajak naik gunung akan bergantung kepada kesiapan anak : fisik dan mental dan kesiapan hati orang tua hehe. Tapi biasanya anak akan tersugesti oleh orang tua kok, bila kita merasa siap InshaAllah anak pun akan merasa siap.
Perlengkapan
Perlengkapan itu penting sangat penting, sama pentingnya atau mungkin jauh lebih penting daripada menentukan tujuan atau itinerary. Jangan sampai mati konyol di gunung karena hal – hal kecil yang sebetulnya bisa dicegah. Perlengkapan bisa dibagi 2, pribadi dan kelompok. Pribadi tentunya adalah yang digunakan oleh setiap orang.
Sebetulnya tidak berbeda dengan orang dewasa, kurang lebih ini perlengkapan yang biasa saya siapkan untuk dipakai oleh Cici ketika mendaki gunung :
- Sepatu, sebaiknya pakai sepatu tertutup, lebih nyaman untuk anak walaupun jalannya belum terlalu banyak. Ketika berjalan sepatu juga membantu mengurangi rasa dingin di bagian kaki.
- Kaos kaki yang tebal dan nyaman
- Raincoat, khusus dipakai ketika hujan, simpan dalam ziplock atau kantung plastik agar tetap kering.
- Jaket polar atau sweater atau jaket tebal yang hangat. Kegunaan utamanya tentu menghangatkan badan. Terutama ketika tidur dan berjalan. Sebaiknya anak yang masih digendong juga memakai jaket ketika berjalan, karena tidak ada panas yang dihasilkan dari pergerakan tubuh. Anak akan lebih cepat merasa dingin
- Topi, berguna ketika panas, membantu agar kepala anak tidak terkena matahari langsung
- Slayer atau kerudung kecil atau ear puff atau kupluk, biasanya saya pakaikan ketika malam hari mau tidur atau berjalan di malam hari ketika summit attack. Membantu agar anak tetap hangat
- Sarung tangan, sama seperti # 5, tujuannya membantu agar anak tetap hangat
- T Shirt lengan panjang, lengan pendek dan legging yang nyaman, dua andalan kostum Cici untuk 1st layer. Jangan lupa membawa cadangan dan siapkan dalam ziplock bag untuk memudahkan dibawa dan digunakan
- Celana panjang luar, jadi sebaiknya anak menggunakan baju berlapis, terutama ketika tidur
- Sleeping bag, bila tidak ada sleeping bag khusus anak bisa menggunakan sleeping bag dewasa, lebih hangat.
Intinya untuk pakaian adalah persiapkan pakaian anak (juga kita) untuk semua kondisi, panas – sejuk dan dingin. Siang hari di gunung bisa sangat panas, dan malam hari di gunung bisa luar biasa dinginnya. Oiya, fakta penting berdasarkan pengamatan saya terhadap Cici adalah : anak kecil itu lebih tahan dingin. Beberapa kali di dalam tenda ketika tidur Cici sering protes karena kepanasan. Ternyata selama pakaian yang digunakan kering, menutup seluruh anggota tubuh maka itu cukup untuk anak.