MGN, Thought
comments 12

Belajar Naik Sepeda dan Race Ironman 70.3 Bersama Cici

Tidak seperti biasanya, tema Tantangan Blogging Mamah Gajah Ngeblog bulan ini cukup mudah : hal – hal yang ingin dipelajari. Sebagai Mamah banyak maunya, saya suka sekali belajar hal yang baru, terkadang bisa sangat bersemangat, walaupun kadang ada juga yang hanya semangat di awalnya. Dulu saya pernah punya motto hidup, to learn something new every year. Kadang-kadang bisa tercapai, kadang juga tidak.

Tahun 2020 saya tidak belajar hal yang baru, rasanya sebab saya sangat overwhelmed di saat pandemic dan lockdown, dan WFH. Tahun 2021 saya memutuskan untuk kuliah S2, trigger-nya sederhana, karena merasa kurang kerjaaan saat pandemic, kayanya asik nih kuliah online. Kenyataannya tidak mudah, sangat melelahkan membagi waktu untuk kuliah di akhir pekan, belajar, kesibukan harian dan bekerja. Sekarang ada dua semester lagi tersisa, semoga saya bisa menyelesaikannya dengan baik.

Naik Sepeda

Tapi ada satu hal yang saya berusaha mempelajarinya sejak lama tapi tidak berhasil juga sampai sekarang, yaitu naik sepeda.

Jadi saya memang tidak naik sepeda, sama sekali. Kalau ditanya kenapa, dulu waktu kecil saya pernah belajar naik sepeda, di jalan di depan rumah. Saya ingat di suatu sore saya belajar bersama kakak perempuan saya, saya tidak bisa mengingat detailnya tapi yang pasti sore itu saya berakhir di dalam selokan, luka-luka lalu mogok belajar naik sepeda lagi.

Little did I know itu sangat merugikan karena akhirnya saya tidak bisa naik sepeda !

Ketika kuliah saya baru merasa tidak bisa naik sepeda itu menyedihkan. Apalagi melihat teman-teman yang bisa naik sepeda lalu rutin bersepeda ke Lembang bahkan Tangkuban Perahu, atau yang paling simple bersepeda dari SEL KMPA di dekat lapangan basket ke ruang kuliah. Rugi banget tidak bisa naik sepeda.

Akhirnya saya dan sahabat saya Tyas – yang juga tidak bisa naik sepeda memutuskan belajar naik sepeda. Tyas membeli sepeda bekas, murah sekali, sepertinya tidak sampai 200-300 ribu, lalu setiap sore kami belajar naik sepeda. Sayangnya lagi – lagi niat saya kurang kuat, atau mungkin sibuk (alasan), yang jelas program belajar naik sepeda tidak berhasil. Jadi saya masih tidak bisa naik sepeda.

https://www.instagram.com/p/BiautGKl4n3/?igshid=YmMyMTA2M2Y=

Tidak ingin mengulang kesalahan yang sama seperti urusan bermusik (saya si tone deaf), tentunya Cici belajar naik sepeda dari usia dini. Diawali dengan tricycle, lalu Cici bisa naik sepeda roda dua di umur 5 tahun, dan mulai belajar naik road bike di umur 9 tahun. Bunda-nya ? sampai sekarang belum bisa naik sepeda juga haha.

Di hati yang paling dalam sebetulnya saya masih ingin belajar naik sepeda. Iri rasanya melihat teman-teman lain bisa bersepeda, cita-cita sederhana saya satu saja, nantinya ingin naik sepeda bersama Cici, walaupun nanti mungkin saya ketinggalan jauh. Yang penting usaha dulu, bisa naik sepeda.

Tidak ada target kapan saya bisa naik sepeda, kondisi sekarang juga sangat tidak memungkinkan untuk meluangkan waktu belajar naik sepeda. Tapi siapa tahu ada kesempatan ya, saya akan belajar naik sepeda. Kalau nanti sudah bisa naik sepeda pengennya bisa family tour dari Lhasa di Tibet ke Khatmandu, Nepal naik sepeda, boleh kan ya mimpi dulu.

One day, InshaAllah, because everything is possible. Via : Gallery | Tibet Cycling Holiday: Mountain bike tour from Lhasa to Kathmandu (redspokes.co.uk)

Ironman 70.3 Race Bersama Cici

Bulan Mei lalu, ketika Cici ikut race open water di Port Dickson, saya bertemu dengan teman lama, panggil saja Auntie Mawar (AM). Sejak pandemi memang saya tidak pernah bertemu lagi dengan AM, apalagi sesudah putra AM sekolah di Australia, kami tidak pernah bertemu lagi klub triathlon. Yang membuat saya terkejut, AM ikut sebagai peserta, ga tanggung – tanggung, open water swimming kategori 2 km. Lalu AM bercerita, semenjak putranya di Australia, beliau punya banyak waktu luang. Biasanya tiap hari sibuk dengan urusan antar jemput, sekolah, les dan lainnya, tiba-tiba sekarang sangat santai. Untuk mengisi waktu akhirnya AM ikut klub berenang, sampai akhirnya sekarang terlihat sangat sehat bahkan bisa ikut race open water swimming.

Selain AM, saya juga bertemu Auntie Anggrek (AA). Saya tidak mengenal beliau langsung, tapi saya tahu beliau orang tua salah seorang swimmer hebat di sekolah Cici. Sekarang putrinya bersekolah di UK, dan sama seperti AM, sekarang AA juga ikut race, hebat lho bisa juara 1. Dari biasanya hanya mengantar jemput anak training dan race, sekarang AM dan AA naik kelas, jadi athlete. Ini semua terjadi karena anak-anak mereka sudah keluar rumah.

Dalam salah satu obrolan santai dengan Cici saya bilang mungkin nanti kalau Cici sudah kuliah Bunda bisa seperti AM dan AA. Cici rupanya sangat tertarik dan bilang, Bunda one day let’s do Iron Man together. Iron Man itu long distance race triathlon, kombinasi dari berenang, lari dan bersepeda. Ada dua kategori Iron Man, half dan full, berbeda di jaraknya.

Terus terang saya tergoda juga ingin ikut mencoba race triathlon suatu hari nanti…nanti lho ya, sesudah bisa naik sepeda haha. Full Iron Man sepertinya sangat susah marilah kita pasang target half Iron Man saja, 70.3, sepertinya lebih masuk akal.

An Ironman 70.3, also known as a Half Ironman, is one of a series of long-distance triathlon races organized by the World Triathlon Corporation (WTC). The “70.3” refers to the total distance in miles (113.0 km) covered in the race, consisting of a 1.2-mile (1.9 km) swim, a 56-mile (90 km) bike ride, and a 13.1-mile (21.1 km) run. Each distance of the swim, bike, and run segments is half the distance of that segment in an Ironman Triathlon. 

Kapankah itu ? Tenang saja masih lama kok. Kategori termuda biasanya di umur 18 tahun, jadi karena Cici sekarang umur 13 tahun, paling cepat baru bisa ikut Iron Man lima tahun lagi. Masih lama kan, mudah-mudahan ya, walaupun bukan lima tahun lagi, tapi suatu saat saya dan Cici bisa race bersama, minimal start barengan deh, kalau finish barengan kayanya susah.

Untuk menuju kesana tentunya saya harus bisa bersepeda, berenang dan berlari. Saya bisa dan suka berenang, dulu sewaktu di Jakarta, saya selalu berenang setiap hari di gym kantor. Sekarang tentunya sudah tidak pernah lagi, harus kembali belajar. Berlari sejujurnya saya tidak suka, tapi boleh dicoba lagi, demi ikut Iron Man bersama Cici.

Selain bersepeda, berenang dan berlari, sebetulnya banyak lagi yang ingin saya pelajari, banyak maunya is my nick name. Seru rasanya bisa belajar hal – hal yang baru, semoga selalu ada waktu dan kesempatannya ya, konon tuntutlah ilmu sampai negeri Cina dan tuntutlah ilmu dari buaian sampai liang lahat.

Ayo terus semangat belajar ya Mah.

12 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *