Egypt, Flavors of the World, Wanderlust
comments 16

Menjelajahi Rasa dan Tradisi Egypt

“Good morning Madam, please follow me !”

Saya mengikuti Mba cantik-pegawai restoran di hotel tempat saya menginap. Beruntung saya mendapat meja di tepi jendela, dengan pemandangan Sungai Nil. Cantik sekali, pagi hari di bulan Februari, di penghujung musim dingin di negara tertua di dunia, Egypt.

Saya sangat lapar, makan terakhir saya adalah sarapan di pesawat dari Dubai ke Cairo, lebih dari 24 jam yang lalu. Tadi malam saya memilih langsung tidur untuk menghindari jetlag dan bangun pukul 3 pagi untuk mengikuti meeting dengan Kuala Lumpur.

Tanpa ekspektasi apa-apa saya bergegas mengambil makanan. Di hotel ini sarapan dihidangkan secara buffet, restoran buka dari pukul 6 pagi sampai pukul 11 siang. Belakangan saya baru tahu kalau orang Egypt bukanlah morning person, biasanya mereka akan sarapan agak terlambat, menjelang pukul 12 dan makan siang menjelang pukul 3 atau 4 sore. They have a slow life here.

Area buffet di restoran tidak terlalu besar, tapi saya langsung jatuh cinta. Di bagian tengah ada satu meja besar, fresh and tasty fruits station. Selain menyajikan berbagai macam buah-buahan, ada juga muesli, yoghurt, rice pudding dan fruit compote. Tersaji kurma segar yang sangat menarik dengan warna hitam mengkilat, dan strawberry berukuran jumbo yang merah menyala.

fresh and tasty fruits station yang memang fresh dan tasty

Negara padang pasir seperti Egypt ternyata juga merupakan produsen buah-buahan. Hikmah Sungai Nil, panen berlimpah dan Egypt mampu mengekspor buah-buahan ke luar negeri. Di Kuala Lumpur sangat mudah menjumpai buah-buahan dari Egypt dan harganya relatif murah. 1 box Strawberry Egypt harganya RM 10 saja, jauh lebih murah dibandingkan dengan Strawberry Korea yang mencapai RM 30. Sedangkan di Egypt tentunya jauh lebih murah, 1 kg hanya 10 – 20 EGP atau sekitar RM 1-2 saja.

Di bagian lain ada egg dan bread station yang tidak kalah menarik. Semua roti disajikan fresh, dibakar di tandori. Roti adalah makanan pokok di Egypt, wajib hukumnya seperti orang Indonesia makan nasi. Bahkan dalam bahasa Arab dialek Egypt, roti adalah “aish” yang berarti kehidupan.

Pagi itu rasanya saya sangat bahagia. Kuliner Egypt ternyata sangat menarik dan tentunya enak. Sarapan pagi di hotel menjadi saat yang saya tunggu-tunggu. Bukan saja di Cairo, tapi hotel di Luxor dan Aswan juga menyajikan sensasi rasa yang sama, nyaman kalau orang Malaysia bilang, membahagiakan.

Beberapa makanan khas Egypt dapat juga ditemukan di negara Timur Tengah lainnya. Tapi kuliner Egypt mempunyai ciri khas tersendiri yang dipengaruhi oleh tradisi yang bisa ditelusuri sampai lebih dari 5000 tahun yang lalu, ke jaman pharaoh. Jangan dilupakan juga makanan produk akulturasi budaya dari para penjajah yang pernah menduduki Egypt seperti Yunani, Arab, Ottoman, Perancis dan Inggris.

Berikut beberapa makanan khas Egypt yang sempat saya cicipi dalam perjalanan singkat di Cairo, Luxor dan Aswan. Kita mulai dengan streed food-nya dulu yang murah meriah ya.

Aish Baladi

Salah satu roti unik khas Egypt adalah aish baladi, sejenis roti pita yang dibuat dari campuran 100 % tepung gandum, air, garam dan ragi. Roti ini sangat mudah dibuat dan prosesnya sangat cepat. Saya memperhatikan ibu di restoran hotel yang bekerja tanpa henti, menipiskan adonan sampai berbentuk lingkaran, memasukkan ke dalam tandori dan tidak sampai 5 menit roti hangat siap disajikan. Percayalah, aish baladi yang baru keluar dari tandori itu sangat enak. Ketika berjalan-jalan di sekitar Mesjid Al Azhar, saya menemukan satu kedai yang membuat aish. Unik sekali dan ternyata harganya sangat murah, 10 EGP saja untuk 1 buah aish berukuran besar.

Egyptian Falafel (Tameya)

“It’s believed that Falafel originated in Egypt”

Saya pernah mencoba falafel di restoran Timur Tengah di Kuala Lumpur, tapi saya kurang menyukainya karena teksturnya keras dan terasa hambar. Tapi ternyata saya jatuh cinta dengan tameya-falafel khas Egypt. Teksturnya memang berbeda, garing di luar tapi lembut di dalam. Enak dimakan begitu saja atau dengan cocolan hummus dan mint yogurt. Tameya berbeda karena dibuat dari fava beans, sedangkan falafel biasanya dibuat dari chickpeas. Mungkin suatu hari saya akan mencoba membuat tameya sendiri, nampaknya cukup mudah.

Tameya – falafel khas Egypt

Traditional Egyptian Breakfast

Konon, inilah street food paling populer di Egypt, bisa dibilang ini “nasi campur” orang Egypt. Naufal-mahasiswa Al-Azhar asal Indonesia yang menemani saya berjalan-jalan di Cairo bercerita, hampir tiap hari mereka akan sarapan pagi ala Egypt (walaupun kadang-kadang mereka sarapan nasi uduk juga haha). Satu paket harganya 20 EGP, di dalamnya ada aish baladi, ful medame (broad beans yang direbus lalu dihaluskan), sayur-sayuran, telur, feta cheese dan saus yang biasanya dibuat dari campuran tahini, yoghurt dan bahan lainnya. Ada yang disajikan dalam mangkuk-semua dijadikan satu, terpisah – pisah seperti yang saya temukan di hotel tapi yang paling umum semua bahan dimasukkan ke dalam baladi, seperti sandwich. Murah meriah kenyang dan bergizi tinggi.

Shawarma

Saya dan Cici pencinta shawarma. Hampir setiap minggu kami membeli shawarma dari restoran Timur Tengah dekat tempat saya bekerja di Kuala Lumpur. Ga bisa sering-sering karena harganya lumayan mahal, RM 18 untuk satu buah chicken shawarma. Di Egypt, sama seperti tameya atau ful medames, shawarma adalah street food, harganya murah meriah. Favorit saya adalah shawarma yang saya makan di Aswan. 60 EGP untuk 1 buah chicken shawarma dan rasanya luar biasa enak. Potongan tipis ayam bakar, ditambahkan sayuran, saus yoghurt dan digulung dalam flatbread. Makan malam yang bergizi dan mengenyangkan.

InshaAllah nanti kita lanjutkan ke bagian ke dua ya, masih banyak cerita lainnya tentang menjelajahi rasa dan tradisi Egypt.

Bagian pertama dari catatan perjalanan ke Egypt, saya tuliskan untuk memenuhi tantangan Mamah Gajah Ngeblog di bulan Maret 2024 : Cerita Kuliner.

16 Comments

  1. Pingback: One Week in Magical Egypt - sereleaungu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *