Blub Blub …. Tentang Diving, Cici Diving dan Akhirnya Diving Lagi

Akhirnya bisa diving lagi, setelah 10 tahun lamanya, lama banget kan hehe. Wajib dituliskan disini sebagai salah satu catatan achievement di 2023.

Jadi, diving itu mimpi saya sejak lama, dari jaman kuliah. Cerita lengkapnya pernah saya tuliskan, beruntung juga sempat ditulis dulu. Ternyata ada banyak detil yang sekarang saya sudah lupa.

PADI Open Water Course – Confined Water – sereleaungu

PADI Open Water Course – Pulau Sepa – sereleaungu

Saya punya diving license, PADI Open Water yang saya ambil di Desember 2013. Dengan semua drama yang terjadi saat itu, saya tetap bisa bilang kalau saya suka diving, underwater world itu menakjubkan. Cita – cita mulia dulu adalah menguruskan badan, beli BCD dan regulator sendiri dan pastinya dive trip dong.

Tapi 10 tahun berlalu, ternyata saya ga pernah diving lagi, alasannya : begitulah haha.

Cici dan Diving

Tahun 2019, Cici pernah belajar diving (di kolam saja) dan waktu itu Cici berumur 10 tahun. Nama course-nya PADI Seal Team, program yang memang khusus untuk anak-anak, untuk memperkenalkan diving dan awareness tentang lingkungan. Cici suka banget dan sejak itu Cici selalu bertanya kapan boleh belajar diving lagi.

Kami sendiri masih maju mundur, walaupun sebetulnya di umur 12 tahun Cici boleh mulai belajar diving di open water (laut), tapi menurut kami diving adalah kegiatan yang beresiko tinggi. Tidak cukup siap secara fisik tapi kami ingin Cici siap secara mental juga. Sampai akhirnya libur akhir tahun kemarin kami memenuhi keinginan Cici untuk belajar diving. Cici sudah berumur 14.5 tahun, kami merasa Cici sudah siap.

Tahapan selanjutnya adalah memilih tempat dan tentunya dive centre. Pengennya sih diving pertama Cici di Indonesia, tapi ada beberapa hal yang jadi pertimbangan, dan akhirnya ngga jadi.

Check list pertama adalah dive instructor yang berbahasa Inggris. Bukan sok-sokan ga mau pakai Bahasa Indonesia, tapi ini soal safety. Cici bisa berbahasa Indonesia tapi kadang-kadang ada saja kosa kata yang Cici tidak tahu/tidak paham. Apalagi kalau bahasa gaul masa kini, dia pasti ga tahu. Kami ga mau ambil resiko kesalahpahaman karena bahasa ini.

Check list kedua adalah jarak dari tempat diving ke rumah sakit yang mempunya decompression chamber. Jadi pastinya kami memilih tempat yang aman-aman saja dengan akses yang mudah ke rumah sakit, diving di pulau tidak menjadi pilihan untuk saat ini. Paling memungkinkan sebenarnya di Bali, Tulamben cocok untuk diver pemula. Tapi jalan darat dari Tulamben ke rumah sakit di Denpasar itu paling cepat 3-4 jam, belum lagi macetnya, resiko tinggi.

Ketiga adalah cuaca, karena kami hanya punya waktu panjang di bulan Desember. Susah-susah gampang karena bulan Desember itu musim hujan di Indonesia kan. Dari semua dive centre di Indonesia yang saya hubungi, semua responnya kurang sip. Cuaca memang tidak menentu saat ini.

Keempat adalah biaya, pastinya mamak hemat dan ekonomis. Ternyata PADI certification di Bali itu mahal, rata-rata 1.5 x lebih mahal dari harga di Thailand atau Malaysia. Belum lagi harga tiket pesawat dan hotel di akhir tahun, mahalllll luar biasa. Saya belum tahu apa penyebabnya, padahal awalnya saya mengira harga di Indonesia akan lebih murah.

Akhirnya saya mengalihkan pencarian dive centre ke negara tetangga, Thailand. Malaysia sendiri memang tidak memungkinkan untuk diving di bulan Desember. Tempat-tempat diving seperti Perhentian, Redang, atau Tioman sudah memasuki monsoon season. Kebanyakan dive centre bahkan hotel akan tutup dan buka kembali di awal Maret nanti. Sedangkan cuaca Thailand di bulan Desember relatif kering dan tidak hujan.

Alhamdulillah, Allah mudahkan ikhtiar kami. Di pencarian pertama saya menemukan dive centre di Phuket, dan langsung merasa sreg banget. Aussie Divers namanya. Ga pakai lama saya langsung mengisi form secara online, di respon melalu email, dan booked. Semudah itu, memang jodoh kali ya.

Kawan saya – Syarah, yang juga diver mengingatkan apakah saya sudah membaca review-review nya. Oiya kelupaan haha, May yang impulsive is back. Syarah akhirnya membantu saya melakukan background check dan menurut dia ok kok. Good to go, alhamdulillah.

Diving bersama Cici

Di saat yang sama Syarah bertanya : Kak May pergi diving tak ?. Eh betul juga, tidak terpikir sama sekali. Rencana awal saya hanya akan pergi ke Phuket menemani Cici, ikut ke laut tapi mungkin hanya snorkeling. Terus terang saat itu ada sedikit perasaan takut, sejak kejadian sakit di bulan Oktober, saya ga yakin dengan diri saya sendiri. Lutut pun masih sakit-sakit.

Tapi di hati kecil saya ingin juga, kapan lagi kan. Akhirnya di bulan November saya menghabiskan waktu menonton video-video diving. Tapi saya masih belum yakin kalau saya akan pergi diving. Kita lihat sajalah nanti, member card PADI Open Water saya pun tidak tahu ada dimana.

Walaupun diam-diam, malam pertama kami di Phuket, saya meng-install aplikasi PADI, memasukkan nama di pencarian anggota dan menemukan nama saya haha. Apakah ini sebuah pertanda ?

Singkat cerita, saya memang gampang banget dipengaruhin kok. Ngga sampai 10 menit di kantornya Aussie Dive akhirnya saya memutuskan untuk ikut kelas Cici hari itu, dan keesokan harinya saya ikut Cici diving di laut.

Glad that I made the decision, still not a good diver, but I am glad that I didn’t quit.

first dive with Cici and Cici’s first dive

Cici sendiri sukaaaaaaaaaaaaaaaaaa pakai bangetttttt, kalau orang bilang kaya kena gigit diving bugs se-kingdom, sesuka itu. And it turns out she excels as a diver, a natural diver, compliment comes from her instructor yang katanya ga pernah muji students hehe. Alhamdulillah.

Congrats Azkia, enjoy this underwater world and stay safe. Let’s explore the underwater world together.

2 Comments on “Blub Blub …. Tentang Diving, Cici Diving dan Akhirnya Diving Lagi”

  1. Bener-bener dah, Mommy-Daughter yang setiap momennya, memberi vibes yang menyehatkan dan menyenangkan. 😍🥰
    Ya Allah seneng banget May. Aku deg deg an mbayangin diving, tapi May berhasil menaklukkan keraguan itu. I look up to you, May. Banyak yang perlu diteladani dari seorang Mamah May, termasuk salah satunya adalah not a quiiter.
    Sehat walafiat dan makin sukses selalu untuk May, Cici, dan keluarga. 🙏🏻

    1. Hehe alhamdulillah ada kesempatannya Uril. Sampai sekarang masih deg-degan sih tiap diving, belum biasa aja kali ya, harus diperbanyak jam terbang eh menyelam.

      Makasih doanya Mamah Uril, selamat berpuasa ya, doa yang sama semoga Mamah Uril sekeluarga sehat walafiat dan sukses selalu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *