Thought
comments 12

Mengajak Anak Bermain di Alam

Siang itu kami sedang beristirahat di Pos 3 jalur pendakian Gunung Semeru via Ranu Pane. Panas dan berdebu, tak heran shelter kecil itu dipenuhi banyak sekali orang yang memilih untuk beristirahat sebentar sebelum melanjutkan perjalanan. Ada yang baru saja turun dari puncak, dan ada juga seperti kami yang baru mau naik ke Ranu Kumbolo. Seperti biasa kehadiran Cici-putri kecil kami selalu menarik perhatian. Beberapa orang mengajak bersalaman dan ada pula yang ingin berfoto bersama (dan Cici awalnya tidak mau sampai akhirnya dapat sogokan Toblerone).

Anak kecil naik gunung memang tidak biasa dan bukan hanya satu kali kami mendapat pertanyaan mengenai hal ini : bagaimana caranya mengajak anak bermain di alam ? atau mulai kapan sebaiknya mengajak anak berkemah, dan pertanyaan menarik lainnya. Tentunya saya bukan seorang ahli dalam bidang pendidikan anak ataupun pendaki gunung kawakan yang berwenang memberi saran dan petunjuk, tetapi dalam tulisan ini saya ingin berbagi pengalaman saja dengan tambahan informasi dari beberapa buku yang pernah saya baca.

Keputusan kami untuk mengajak Cici naik gunung kadang juga disalahartikan, tidak sedikit yang menganggap kami egois dan belum saatnya mengajak Cici mendaki gunung karena usianya yang masih terlalu muda.

Bagi kami semuanya ada prosesnya, Cici tentunya tidak begitu saja kami ajak naik gunung. Beberapa tips berikut mungkin bisa membantu para orang tua yang ingin mengajak anaknya bermain di alam. Jadi ga melulu harus naik gunung ya.

Saya berencana membuat tulisan ini menjadi live document, jadi silakan mengkoreksi dan menambahkan.

1. Keluar rumah dan bermain

Salah satu resiko menjadi “anak kota” adalah minimnya tempat bermain di luar ruang. Sepertinya mall dan pusat perbelanjaan lebih menjadi pilihan untuk menghabiskan waktu di akhir pekan.

bermain panjat tali – aktifitas menyenangkan yang bisa melatih motorik anak

Cara termudah yang bisa kita lakukan adalah dengan mengajak dan membiarkan anak bermain di luar rumah. Bermain di taman, naik sepeda, bermain hujan, adalah contoh sederhana yang bisa dilakukan sehari – hari. Anak cenderung akan lebih aktif secara fisik bila mereka berada di luar rumah. Tentunya ini adalah hal yang sangat baik untuk perkembangan fisik mereka. Aktif secara fisik bisa membantu mengurangi resiko obesitas pada anak. Rasanya stigma anak gendut itu lucu perlu kita lupakan. Kick them out from house !

2. Berani kotor itu baik

Saya setuju dengan tagline salah satu advertorial detergen yang mengatakan : berani kotor itu baik !  Baju kotor, badan kotor, itu biasa. Bisa dicuci kan, biarkan mereka bermain sepuasnya.

berani kotor itu baik

Terkadang orang tua memang memiliki rasa sayang (khawatir) berlebihan. Disadari atau tidak kita lebih banyak melarang dan memperingatkan : Jangan main tanah ! , Awas hati – hati bajunya kotor ! Anak kecil yang masih polos akan menyimpannya di alam bawah sadar, menimbulkan pemahaman yang mungkin tidak selalu benar. Sebaiknya orang tua menyiapkan anak untuk bermain : baju khusus bermain yang boleh kotor atau sobek, jas hujan untuk bermain di luar ketika hujan, dan lainnya. Kids born to be free !

3. Memulai dari hal kecil dan sederhana

Semua orang mungkin setuju bahwa tidak ada sesuatu di dunia yang instant (kecuali mie instant yang juga harus dimasak dulu). Hal-hal besar akan selalu diawali dari hal kecil. Perkenalkan anak dengan aktifitas sederhana sesuai dengan kemampuan fisik dan mentalnya. Setiap anak berbeda dan unik, orang tua lah yang dapat menilai.

bermain air di sungai, persiapan sebelum main ke laut

Berkemah di belakang rumah, berenang di kolam anak, mungkin bisa menjadi arena latihan sebelum mengajak anak berkemah di hutan atau berenang di pantai/laut.

4. Kaki Kecil brother-sister hood

Bermain sendirian mungkin menyenangkan untuk sebagian anak, tetapi bermain bersama teman pasti akan lebih menyenangkan. Cobalah bepergian bersama keluarga lain yang juga memiliki anak sebaya. Biasanya anak kecil mudah akrab, awalnya malu – malu tetapi sesudah itu tidak terpisahkan.

bermain bersama akan lebih menyenangkan

Perjalanan bersama teman sebaya juga banyak mengajarkan hal baik, anak belajar bersosialisasi dan mengenal dunia lain di luar keluarga kecilnya.

5. Safety first

Selalu tempatkan keamanan sebagai prioritas utama, persiapkan semua perlengkapan yang dperlukan dan pertimbangkan cuaca, jangan sampai salah kostum. Mencari perlengkapan outdoor untuk anak memang gampang – gampang susah, tetapi bukan berarti tidak ada.

gunakan pelampung untuk aktifitas di dalam air atau bepergian dengan kapal laut

Jangan pernah menyepelekan hal kecil, safety, safety, always safety first.

6. Family affair, together as a family

Istilah “slank” nya : menaikgunungkan pasangan atau mengcampingkan pasangan, atau memantaikan pasangan. Intinya bila salah satu orang tua agak “malas”, maka menjadi tanggungjawab pasanganlah untuk mengajak terlebih dahulu.

bermain bersama = family quality time

Percayalah anak lebih menyukai bepergian dengan ayah dan ibu daripada hanya pergi dengan ayah/ibunya. Pergunakan kesempatan ini sebagai quality time bersama sebagai keluarga.

7. Simple and have fun

Sayang sekali saya harus mengatakan TIDAK untuk semua jenis gadget. Cici punya kesempatan menonton TV atau bermain games via Ipad setiap akhir pekan. Tetapi saya membiasakan untuk tidak membawa Ipad dan sejenisnya ketika bepergian.

bermain pasir itu menyenangkan, say good bye to Ipad and friends

Membuat istana pasir akan terasa lebih menyenangkan daripada seharian memegang Ipad. Salah satu hal yang dikangenin Cici dari sekolah lamanya adalah membuat pasir halus:) . Hal sederhana untuk orang dewasa ternyata menjadi sangat menyenangkan untuk anak. Keep it simple and have lot of fun !

Punya tips rahasia keluarga ? Jangan segan berbagi disini ya 

12 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *