Siang itu kami sedang beristirahat di Pos 3 jalur pendakian Gunung Semeru via Ranu Pane. Panas dan berdebu, tak heran shelter kecil itu dipenuhi banyak sekali orang yang memilih untuk beristirahat sebentar sebelum melanjutkan perjalanan. Ada yang baru saja turun dari puncak, dan ada juga seperti kami yang baru mau naik ke Ranu Kumbolo. Seperti biasa kehadiran Cici-putri kecil kami selalu menarik perhatian. Beberapa orang mengajak bersalaman dan ada pula yang ingin berfoto bersama (dan Cici awalnya tidak mau sampai akhirnya dapat sogokan Toblerone).
Anak kecil naik gunung memang tidak biasa dan bukan hanya satu kali kami mendapat pertanyaan mengenai hal ini : bagaimana caranya mengajak anak bermain di alam ? atau mulai kapan sebaiknya mengajak anak berkemah, dan pertanyaan menarik lainnya. Tentunya saya bukan seorang ahli dalam bidang pendidikan anak ataupun pendaki gunung kawakan yang berwenang memberi saran dan petunjuk, tetapi dalam tulisan ini saya ingin berbagi pengalaman saja dengan tambahan informasi dari beberapa buku yang pernah saya baca.
Keputusan kami untuk mengajak Cici naik gunung kadang juga disalahartikan, tidak sedikit yang menganggap kami egois dan belum saatnya mengajak Cici mendaki gunung karena usianya yang masih terlalu muda.
Bagi kami semuanya ada prosesnya, Cici tentunya tidak begitu saja kami ajak naik gunung. Beberapa tips berikut mungkin bisa membantu para orang tua yang ingin mengajak anaknya bermain di alam. Jadi ga melulu harus naik gunung ya.
Saya berencana membuat tulisan ini menjadi live document, jadi silakan mengkoreksi dan menambahkan.
1. Keluar rumah dan bermain
Salah satu resiko menjadi “anak kota” adalah minimnya tempat bermain di luar ruang. Sepertinya mall dan pusat perbelanjaan lebih menjadi pilihan untuk menghabiskan waktu di akhir pekan.
Cara termudah yang bisa kita lakukan adalah dengan mengajak dan membiarkan anak bermain di luar rumah. Bermain di taman, naik sepeda, bermain hujan, adalah contoh sederhana yang bisa dilakukan sehari – hari. Anak cenderung akan lebih aktif secara fisik bila mereka berada di luar rumah. Tentunya ini adalah hal yang sangat baik untuk perkembangan fisik mereka. Aktif secara fisik bisa membantu mengurangi resiko obesitas pada anak. Rasanya stigma anak gendut itu lucu perlu kita lupakan. Kick them out from house !
2. Berani kotor itu baik
Saya setuju dengan tagline salah satu advertorial detergen yang mengatakan : berani kotor itu baik ! Baju kotor, badan kotor, itu biasa. Bisa dicuci kan, biarkan mereka bermain sepuasnya.
3. Memulai dari hal kecil dan sederhana
Semua orang mungkin setuju bahwa tidak ada sesuatu di dunia yang instant (kecuali mie instant yang juga harus dimasak dulu). Hal-hal besar akan selalu diawali dari hal kecil. Perkenalkan anak dengan aktifitas sederhana sesuai dengan kemampuan fisik dan mentalnya. Setiap anak berbeda dan unik, orang tua lah yang dapat menilai.
4. Kaki Kecil brother-sister hood
Bermain sendirian mungkin menyenangkan untuk sebagian anak, tetapi bermain bersama teman pasti akan lebih menyenangkan. Cobalah bepergian bersama keluarga lain yang juga memiliki anak sebaya. Biasanya anak kecil mudah akrab, awalnya malu – malu tetapi sesudah itu tidak terpisahkan.
5. Safety first
Selalu tempatkan keamanan sebagai prioritas utama, persiapkan semua perlengkapan yang dperlukan dan pertimbangkan cuaca, jangan sampai salah kostum. Mencari perlengkapan outdoor untuk anak memang gampang – gampang susah, tetapi bukan berarti tidak ada.
6. Family affair, together as a family
Istilah “slank” nya : menaikgunungkan pasangan atau mengcampingkan pasangan, atau memantaikan pasangan. Intinya bila salah satu orang tua agak “malas”, maka menjadi tanggungjawab pasanganlah untuk mengajak terlebih dahulu.
Percayalah anak lebih menyukai bepergian dengan ayah dan ibu daripada hanya pergi dengan ayah/ibunya. Pergunakan kesempatan ini sebagai quality time bersama sebagai keluarga.
7. Simple and have fun
Sayang sekali saya harus mengatakan TIDAK untuk semua jenis gadget. Cici punya kesempatan menonton TV atau bermain games via Ipad setiap akhir pekan. Tetapi saya membiasakan untuk tidak membawa Ipad dan sejenisnya ketika bepergian.
Membuat istana pasir akan terasa lebih menyenangkan daripada seharian memegang Ipad. Salah satu hal yang dikangenin Cici dari sekolah lamanya adalah membuat pasir halus . Hal sederhana untuk orang dewasa ternyata menjadi sangat menyenangkan untuk anak. Keep it simple and have lot of fun !
Punya tips rahasia keluarga ? Jangan segan berbagi disini ya
Waw Cici naik Semeruuuu pasti berkesan banget yaa. Saya gak berani naik gunung teh hehhe, untuk pengenalan alam ke anak dengan camping atau hiking aja. Bener banget jadi quality time utk keluarga, anak-anak happy, terus anak-anak jadi banyak belajar hal baru juga kan hehe.
Camping atau hiking juga seru Teh, dulu sebenernya karena ga ada yang bisa jagain Cici kalau bapak-ibunya main, akhirnya sekalian diajak aja..eh keterusan, terus nular juga ke teman-teman.
Betul, seru banget, anak – anak happy terus kalau diajak main ke gunung atau pantai.
Kalau anak dibiasakan ke alam sejak kecil, katanya sih nanti setelah besar juga akan biasa sih. Malah katanya diajak sejak awal lebih baik (asal mau repot hehehe). Tapi ini kok foto-fotonya ga terlihat ya mbak?
Bener banget, dulunya repot memang. Saya masih gendong Cici sampe umur 3 tahunan, tapi sekarang pas udah besar dia lebih kuat dan cepet pastinya hehe.
Iya Risna, baru nyadar tadi dikasi tahu Mba Hani, ga muncul fotonya, tapi dah dibenerin sekarang.
Waduh…kalah nih kami ama Cici. Beda ya kalau sejak kecil sudah dibiasakan, malah beranjak besar bisa bantu nyiapin deh. Malah engga repot.
Saya malah belum pernah ngajak sekeluarga naik gunung.
Paling ke pantai…
Iya…imagenya kok engga muncul ya…
Naik gunung seru lho Mba Hani, kalau pengen nyoba ke Gunung Gede cukup friendly untuk pemula. Asal jangan di musim hujan, biar kerasa enaknya hehe.
Btw makasih dah dikasi tau soal foto ga muncul ya Mba Hani.
Waaahhh…. Serunya Cici naik gunung. Pertama kali umur berapa Cici naik gunung?
dulu pas mau 2 tahun Teh, sempet ke Gunung Gede, lalu setelah ultah 2 tahun ke Rinjani
Makasih untuk tipsnya, Teeeh. Saya sepakat soal anak harus dibawa main ke alam sejak kecil. Tapi ya, memang untuk anak kota itu tantangan banget, ya. Balik lagi ke orang tuanya, mau repot atau ga, hehe…
betul, sebetulnya gimana orang tua juga kan,memang repot tapi sebetulnya lebih fun dan hemat 🙂
Keren banget teh.. Bener kita orangtua sering takut banget anak jadi kotor ya. Aku belajar di sini kalau anak2 main di lumpur, pasir dll mah biarin aja. Ada mesin cuci kok. Tapi kalau sampai bawa anak naik gunung belum bisa karena emaknya encok. Hihihi
hihi bener, baju kotor bisa dicuci kan.
Dulu aku mulai ajak anak naik gunung pas masih muda, sekarang anaknya jauh lebih kuat, emaknya udah mulai encok juga 😀