George Town adalah ibukota negara bagian Penang, terletak di bagian timur laut pulau ini. Kotanya kecil saja tapi padat, tak heran karena George Town adalah kota metropolitan kedua terbesar di Malaysia. Di pusat kota jalannya kecil – kecil, sering macet, lebih baik parkir mobil lalu berjalan kaki.
Pusat kota George Town termasuk sebagai World Heritage Site UNESCO. Merujuk pada website UNESCO, tempat yang dikategorikan sebagai World Heritage harus mempunyai outstanding universal value dan memenuhi setidaknya 1 dari 10 kriteria yang ada. Di Malaysia ada 4 tempat yang termasuk kedalam list world heritage : Gunung Mulu National Park, Kinabalu Park, Melaka and George Town, Historic Cities of the Straits of Malacca dan Archaeological Heritage of The Lenggong Valey. Dua yang pertama termasuk ke dalam natural site, sedangkan 2 lainnya termasuk ke dalam cultural site.
Melaka and George Town, Malaysia, are remarkable examples of historic colonial towns on the Straits of Malacca that demonstrate a succession of historical and cultural influences arising from their former function as trading ports linking East and West. These are the most complete surviving historic city centres on the Straits of Malacca with a multi-cultural living heritage originating from the trade routes from Great Britain and Europe through the Middle East, the Indian subcontinent and the Malay Archipelago to China. Both towns bear testimony to a living multi-cultural heritage and tradition of Asia, where the many religions and cultures met and coexisted. They reflect the coming together of cultural elements from the Malay Archipelago, India and China with those of Europe, to create a unique architecture, culture and townscape.
Bangunan tua di George Town terpelihara dengan baik. Jarang sekali menemukan bangunan baru disini. Uniknya, disini memang bisa kita temukan perpaduan budaya Eropa, India, Cina dan Melayu. Semuanya berdampingan. Ada China Street dan ada juga Little India. Kota yang cantik, dan sangat – sangat fotogenic. Berjalan kaki disana mengingatkan saya dengan Kota Lama di Semarang, bangunan tua yang sama dengan sentuhan arsitektur yang berbeda. Walaupun sayangnya kota lama mempunyai nasib yang berbeda.
Pada abad ke 16, para pedagang Portugis berlayar dari Goa, India dalam misinya mencari rempah – rempah. Mereka menemukan pulau kecil di Selat Malaka yang mereka sebut sebagai Pulo Pinaom. Selanjutnya Pulau Pinang menjadi persinggahan sementara kapal – kapal dari Cina, India, Arab dan Eropa.
Originally part of the Malay sultanate of Kedah, Penang was ceded to the British East India Company in 1786 by the Sultan of Kedah, Sultan Abdullah Mukarram Shah, in exchange for military protection from Siamese and Burmese armies who were threatening Kedah. On 11 August 1786, Captain Francis Light, known as the founder of Penang, hoisted the Union Jack thereby taking formal possession of Penang and renamed it Prince of Wales Island (name used until after 1867) in honour of the heir to the British throne.