Author: sereleaungu

7 Makanan Favorit

Tantangan Blogging MGN bulan Mei 2023 ini super seru lho, siapa dulu dong host-nya, Mamah May :). Kali ini kita akan bercerita tentang makanan favorit, seru kan, makanan memang topik yang tidak pernah habis dibahas. Saya sendiri memang suka makan, memasak, ngomongin makanan, food makes me happy. Bahkan salah satu motto hidup saya juga ga jauh-jauh dari makanan : the people who give you their food give you their heart. Jadi seharusnya ngga susah dong menentukan makanan favorit, hmm kenyataannya susah, karena dalam kamus saya, makanan itu hanya ada dua : enak dan enak banget. Mau milih satu paling favorit rasanya susah, jadi saya ceritakan saja 7 makanan favorit saya, not in particular order. 1 – Rendang Terutama rendang daging sapi yang dimasak khas Padang, dengan warna kehitaman dan bumbu yang agak mengering. Ini adalah lauk wajib kalau saya makan di rumah makan Padang, ngga pernah ganti. Nasi putih, rendang, daun singkong dan sambal merah, disiram dengan sedikit kuah gulai. Luar biasa. Di keluarga saya rendang adalah menu istimewa, jodohnya ketupat dan sambal goreng kentang, …

Paris, je t’aime !

October 2005, jalan – jalan gratis ke Paris xixixi. Seperti yang pernah saya ceritakan di sini, saya pernah bekerja di sebuah perusahaan Perancis yang head quarter-nya tentunya di Paris. One of the most memorable trip in my life, business trip berkedok jalan-jalan. Trip yang berkesan karena waktu itu saya pergi bersama 10 -15 teman sekantor dari Indonesia. Semua masih muda, baru lulus kuliah, new hire di perusahaan ini, jadi berasa school trip ke Paris. Saat di Paris kami menginap di Sofitel Paris Le Faubourg, yang barusan saya cek harga kamar paling murahnya 1000 Euro saja semalam. Bukan sharing kamar, kami dapat kamar sendiri. Sampai sekarang saya masih mengingat dengan detail kamar saya di Sofitel, kasur dan bantal yang super empuk, interior kamar super mewah, jendela dengan pemandangan kota Paris yang cantik sampai makanan sahur mewah yang di antar ke kamar setiap pagi. Lucunya saya ternyata tidak punya satupun foto di Sofitel, mungkin karena terlalu menikmati. Ngapain aja di Paris ? Selama 2 minggu, pagi sampai menjelang sore kami harus mengikuti kegiatan dari kantor, yang sejujurnya …

2022 Year Recap

The 2022, done and dusted. Awalnya saya berencana menulis recap 2022 di bulan Desember, tapi di hari-hari terakhir tahun 2022 kami memutuskan untuk jalan-jalan sebentar, dan saya malas bawa laptop. Karena tuntutan pekerjaan, hampir setiap jalan-jalan saya selalu bawa laptop, tapi minggu lalu saya memutuskan untuk istirahat sejenak, laptop pun perlu istirahat kan :). Catatan akhir tahun 2022, another opportunity to reflect on the year we had, the hits and misses. What we did right, and wrong, and where we can improve next year. Di akhir tahun 2021 saya menuliskan tentang pelajaran hidup di tahun 2021, tahun yang awalnya saya pikir mengerikan tapi ternyata mengajarkan banyak hal. Saya menuliskan juga hal-hal yang saya ingin lakukan di 2022, my new year resolution. Tidak banyak, karena saya ingin merasakan tahun 2022 yang slow, trying to have a slow life. 2022 Goals It is scary, look back at my plans and I didn’t achieve my goals, not even one! Kembali sehat dengan bonus langsing – EPIC FAIL. Berat badan saya bertambah dan masalah di lutut saya semakin parah. …

Rizq

Something happened, as usual this post will be a bit curhat haha. But I did some research and contemplating, I felt better since then. I think I should write about this here, today’s topic is about rizq. Concept of rizq is not something easy to digest, though, in theory it can be understood. Each of us will react differently when pushed to the edge and difficulty. Bahasa Netizennya, komentar doang sih gampang, tapi coba alamin sendiri kan. Rizq in Arabic is unpredictable, sometimes it comes through unknown sources and in varying forms. It is actually like everything in life, everything is unpredictable. But actually because of that we have an opportunity to enjoy it. It allows us to take a risk, to make a mistake, and to enjoy the achievement. The concept of rizq is so beautiful. Even when you eat a piece of fruit, it was always written for you. From the moment it grew from a tree, it went through all these people and travelled all this way until it was in your …

Baduy, Apache, Nepal dan Padang Prairie

Sedari kecil buku adalah sahabat saya, teman baik dimanapun dan kapanpun. Mami saya bilang, sejak bisa membaca saya tidak pernah lepas dari buku. Apa saja saya baca, novel, komik, surat kabar sampai text book kuliah. Percaya ngga percaya, salah dua buku favorit saya ketika SMP adalah buku-buku kakak yang kuliah Antropologi. Buku pertama adalah buku tebal lebih dari 1000 halaman yang berjudul ANTROPOLOGI. Buku pengantar kuliah yang diterjemahkan dari Bahasa Inggris dan bercerita mengenai asal-usul ilmu Antropologi, tentang manusia dan peradabannya di seluruh dunia. Buku kedua berjudul Manusia Jawa dan Gunung Merapi, ditulis oleh Lucas Sasongko Triyoga, seorang Antropologist dari UGM yang kemudian menjadi jurnalis di Kompas. Penulis meneliti hubungan masyarakat yang tinggal di lereng Gunung Merapi dan hubungannya dengan Merapi. Buku yang sangat menarik dan akhirnya saya bawa kemana-mana. Barusan saya cek, masih ada di rak buku, perjalanan panjang dari rumah kami di Cimahi di tahun 1990-an sampai sekarang di Kuala Lumpur, 32 tahun. Kedua buku yang saya ceritakan ini ikut membentuk mimpi saya sejak SMP. May kecil yang tadinya ingin menjadi dokter punya …

Hanya di Indonesia

Sebagai orang Indonesia asli, yang menghabiskan setengah umurnya di Cimahi dan Bandung, rasanya saya cukup eligible untuk menuliskan ini, hal-hal yang hanya ada Indonesia. Hal-hal kecil yang dulu saya anggap biasa saja, tapi ketika saya akhirnya tinggal jauh dari tanah kelahiran barulah saya menyadari dan juga mengapresiasi, banyak hal-hal di luar nalar yang hanya ada di Indonesia. Harga Jasa di Indonesia Luar Biasa Murah Dulu ketika pindah dari Indonesia ke Malaysia saya tidak terpikir untuk membawa asisten rumah tangga, kita pikir sajalah nanti. Walaupun beberapa teman yang lebih dulu tinggal di Malaysia menyarankan untuk membawa dari Indonesia saja, disini mahal katanya. Beruntung landlord rumah kami yang pertama disini ternyata orang Indonesia, beliau mengenalkan saya dengan Mba Titin, orang Malang yang sudah lama tinggal di KL dan bekerja sebagai ART pulang hari. Akhirnya Mba Titin bekerja di rumah kami, datang 3 kali seminggu, 3 jam sehari, 1 jam RM 15. Setiap bulan gaji Mba Titin sekitar RM 450-500. Awal-awal saya mengalami culture shock. Ketika tinggal di Jakarta, ada Bu Sum yang datang ke rumah setiap hari, …

Buku Kecil Peminum Kopi

Bulan Agustus lalu, saya baru selesai membaca novel baru Andrea Hirata, judulnya Buku Besar Peminum Kopi. Ini pertama kalinya saya membaca kembali buku berbahasa Indonesia setelah sekian lama, dan saya kembali jatuh cinta, memang tidak mengecewakan. Sejak dulu saya memang menyukai buku-buku Andrea Hirata, dan menurut saya ini adalah buku terbaik beliau. Benang merah buku ini adalah catatan yang ditulis oleh Ikaludin berdasarkan pengamatannya selama bekerja di kedai kopi milik pamannya. Kesimpulan Ikal, setiap orang memiliki karakter unik yang bisa dikenali dari jenis kopi yang diminumnya. Bahkan peminum teh pun ada tafsirannya : mereka – si peminum teh adalah manusia yang tidak mengetahui nikmat dunia haha. Konon, karakter manusia bisa dikenali dari jenis kopi favoritnya. Bahkan di jaman sekarang ada golongan-golongan peminum kopi, misalnya social drinker, yang minum kopi untuk mengikuti trend. Biasanya mereka sebetulnya tidak menyukai kopi tapi pengen juga dong ikut posting foto kedai kopi kopi, tidak lupa dengan hashtag kekinian #coffeelove #coffeelife. Ada juga si caffeine addict, pastinya ini adalah orang yang sudah kecanduan, tak lengkap tanpa secangkir kopi. Banyak sekali contohnya …

Catatan Belanja Epic

Saya suka belanja, tapi belanjanya aneh. Beberapa tahun yang lalu saya pernah menulis tentang kebiasaan belanja saya yang agak tidak normal ini. Setelah membaca ulang tulisan saya di tahun 2013, ternyata saya tidak berubah. Walaupun 8 tahun terakhir kantor saya ada di atas mall, tiap hari ke mall , tapi saya tidak suka nge-mall. Kecuali memang ada yang ingin dibeli atau dicari. Jadi kunjungan ke mall sebatas ke grocery, toko buku, restoran, atau ke dokter gigi yang memang tempatnya di mall. Males dan cape banget ya jalan di mall itu. Tapi lucunya saya suka belanja untuk orang lain alias jadi personal shopper tidak dibayar alias dititipin belanja, rasanya ada kepuasan tersendiri, bisa belanja banyak bukan pakai uang kita. Untuk keperluan lainnya saya lebih suka belanja online, terutama beli baju, karena bisa lihat-lihat di website, filter sesuai harga, size, pilih, bayar dan dalam 1-2 hari barangnya sampai di rumah. Saya masih tidak suka barang branded seperti tas yang mahal, sekarang tas paling mahal yang saya punya selain ransel naik gunung yang mahal hanya tas Longchamp oleh-oleh …

Iwan Fals – Rosana, Tentang Cinta dan Keluarga

Seperti yang pernah saya ceritakan di sini, I am a tone deaf. Percaya ga percaya, saya ini ga bisa nyanyi juga kurang menyukai dan menikmati musik. Lagu-lagu yang bisa saya nikmati sedikit saja, dan itu-itu saja. Dari lagu dan penyanyi yang sedikit saja, Iwan Fals adalah salah satunya, di urutan teratas penyanyi favorit, bersaing ketat dengan John Denver. Ketika masih tinggal di Cibubur, kebetulan rumah saya tidak terlalu jauh dengan rumah beliau di Leuwinanggung. Saat itu Iwan Fals sering mengadakan konser di rumah, setiap Sabtu sore. Tentunya kesempatan emas yang tidak boleh dilewatkan, saya dan suami pun menjadi pengunjung setia konser beliau. Bisa dibilang konser pertama Cici ya konser Iwan Fals haha. Lagu-lagu Om Iwan ini luar biasa banyaknya, kalau ditanya tentang lagu favorit agak susah juga, saya suka semua. Hampir setiap episode kehidupan, ada lagu beliau yang sesuai. Misalnya lagu Sarjana Muda yang menemani malam-malam panjang mempersiapkan tugas akhir, sidang dan mencari kerja. Liriknya memang kena banget : “Engkau sarjana muda, resah mencari kerja, mengandalkan ijazahmu. Empat tahun lamanya, bergelut dengan buku, tuk jaminan masa …

Nasi Tumpeng Tradisi

Selama ini saya selalu lebih nyaman memperkenalkan diri saya sebagai orang Indonesia saja tanpa mengaitkan dengan identitas suku bangsa manapun. Seperti yang pernah saya ceritakan dalam tulisan Tentang Bahasa dan Pengalaman Berbahasa, ibu saya orang Palembang (tapi juga keturunan Jawa), ayah saya orang Jawa. Tapi sejak menikah kedua orang tua saya tinggal di Bandung, dan hingga saat ini tinggal di Bandung. Akibatnya bukan saja urusan berbahasa, banyak sekali kebiasaan-kebiasaan dalam keluarga kami yang mengadopsi tradisi dari suku Jawa, Sunda dan juga Palembang. Semangatnya Bhinneka Tunggal Ika. Dari beberapa tradisi di keluarga kami, ada satu hal yang sangat berkesan dan sampai sekarang saya juga ikut melakukannya, si Nasi Tumpeng !. Dulu ketika kami kecil, Alm Mami saya selalu menyiapkan nasi kuning ketika anak-anak berulang tahun. Kadang-kadang nasi kuning itu disajikan meriah, menjadi nasi tumpeng dengan lauk yang beragam. Rasanya senang sekali, keluarga kami akan berkumpul, membaca doa dan kemudian memakan nasi kuning/tumpeng bersama-sama. Walaupun kadang-kadang lauknya sederhana tapi rasanya menjadi istimewa. Filosofi Nasi Tumpeng Dari berbagai sumber yang saya baca dan cerita yang saya dengar, banyak …