Paris, je t’aime !

October 2005, jalan – jalan gratis ke Paris xixixi. Seperti yang pernah saya ceritakan di sini, saya pernah bekerja di sebuah perusahaan Perancis yang head quarter-nya tentunya di Paris.

One of the most memorable trip in my life, business trip berkedok jalan-jalan. Trip yang berkesan karena waktu itu saya pergi bersama 10 -15 teman sekantor dari Indonesia. Semua masih muda, baru lulus kuliah, new hire di perusahaan ini, jadi berasa school trip ke Paris.

wajah – wajah tanpa dosa, belum tahu kejamnya dunia

Saat di Paris kami menginap di Sofitel Paris Le Faubourg, yang barusan saya cek harga kamar paling murahnya 1000 Euro saja semalam. Bukan sharing kamar, kami dapat kamar sendiri. Sampai sekarang saya masih mengingat dengan detail kamar saya di Sofitel, kasur dan bantal yang super empuk, interior kamar super mewah, jendela dengan pemandangan kota Paris yang cantik sampai makanan sahur mewah yang di antar ke kamar setiap pagi. Lucunya saya ternyata tidak punya satupun foto di Sofitel, mungkin karena terlalu menikmati.

Ngapain aja di Paris ? Selama 2 minggu, pagi sampai menjelang sore kami harus mengikuti kegiatan dari kantor, yang sejujurnya saya tidak terlalu ingat detailnya. Kegiatan yang paling ditunggu tentunya jalan-jalan. Menuliskannya lagi sekarang membuat saya senyum-senyum sendiri. Rasanya saya memang sangat beruntung, alhamdulillah.

Bersama teman-teman Indonesia biasanya kami akan mulai berjalan-jalan di sore hari. Kebetulan saat itu bulan puasa, jadi sambil ngabuburit kami jalan-jalan naik metro, keliling Paris. Mulai dari Eiffel Tower (pastinya), Notre-Dame, Sacre-Coeur, Arc de Triomphe sampai jalan-jalan tiada tujuan di sepanjang sungai Seine. Menyenangkan.

Trip resmi dari kantor tentunya lebih mewah, kami diajak makan malam di restoran di Eiffel Tower, day trip di Louvre yang ditutup dengan makan malam mewah di restoran yang katanya paling mahal di Paris (tapi saya ga ingat namanya), mengunjungi istal kuda tertua di Paris (yang sampai sekarang kalau saya pikir-pikir kenapa kita kesana ya haha) dan pastinya mengunjungi Versailles.

Lengkap, yuk ikut jalan-jalan bersama saya, May in Paris !

Eiffel Tower

Walaupun sebenarnya hanya besi aja, tapi saya suka banget dengan Eiffel Tower. Selama berada di Paris kami berkunjung ke sana hampir setiap hari. Pagi, siang, sore, malam, dan sekali naik ke atas sewaktu trip bersama kantor.

Pembangunan Eiffel Tower dimulai di tahun 1887 dan selesai 2 tahun kemudian yang bertepatan dengan 1889 World’s Fair. Tingginya 330 m dan sampai saat ini adalah bangunan tertinggi yang ada di Paris, kita bisa melihat Eiffel Tower dari mana saja.

Sebelum Eiffel Tower dibangun belum ada bangunan yang tingginya mencapai 300 meter, bahkan 200 meter pun belum ada. Tidak heran kalau banyak orang yang menganggap ini mission impossible. Belum lagi perdebatan tentang design Eiffel yang dianggap tidak artistik. Sampai ada petisi yang intinya menolak rencana pembangunan Eiffel.

We, writers, painters, sculptors, architects and passionate devotees of the hitherto untouched beauty of Paris, protest with all our strength, with all our indignation in the name of slighted French taste, against the erection … of this useless and monstrous Eiffel Tower … To bring our arguments home, imagine for a moment a giddy, ridiculous tower dominating Paris like a gigantic black smokestack, crushing under its barbaric bulk Notre Dame, the Tour Saint-Jacques, the Louvre, the Dome of les Invalides, the Arc de Triomphe, all of our humiliated monuments will disappear in this ghastly dream. And for twenty years … we shall see stretching like a blot of ink the hateful shadow of the hateful column of bolted sheet metal.

Artists against the Eiffel Tower” was sent to the Minister of Works and Commissioner for the Exposition, Adolphe Alphand, and it was published by Le Temps on 14 February 1887

Mereka merasa Eiffel Tower tidak layak bersanding dengan Notre-Dame , the Louvre, bangunan historical yang lebih dulu ada. Gustave Eiffel, pemilik biro arsitektur yang merancang Eiffel Tower merespon kritik tersebut dengan membandingkan Eiffel Tower dengan pyramid di Egypt, eh betul juga ya. Kalau dipikir-pikir pyramid juga hanya berbentuk segitiga, dari batu tapi dipuja-puja keindahannya.

Rancangan pertama Eiffel Tower yang digambar oleh Maurice Koechlin, termasuk perbandingan tinggi dengan landmark lainnya seperti Notre Dame de Paris, the Statue of Liberty dan the Vendôme Column

Sesuai kata pepatah, anjing menggonggong kafilah berlalu, pembangunan Eiffel Tower tetap dilanjutkan. Persepsi masyarakat yang tadinya protes pun berubah, ada yang jadi jatuh cinta, ada juga yang kekeuh gw ga mau ada tower ini. Konon Guy De Maupassant – seorang penulis, akhirnya memilih makan siang di restoran yang terletak di Eiffel setiap hari, karena disitulah satu-satunya tempat di Paris yang tower tidak terlihat.

Bagaimana cara menikmati Eiffel Tower ? Banyak sekali, dan serunya bisa kapan saja, pagi siang malam, dan semua musim. Dulu saya membeli satu post card cantik yang terdiri dari 4 buah photo Eiffel Tower di musim yang berbeda, cantik sekali. Sempat dulu bercita-cita tinggal di Paris biar bisa motret kaya post card itu.

Semoga ada rejeki dan kesempatan untuk bisa mengunjungi Eiffel Tower lagi ni, dulu belum jaman kamera digital kan, jadi saat itu bisa dibilang saya satu-satunya tukang foto di group kami. Saya masih memakai kamera film, Nikon FM2 yang diawet-awet dan sekalinya ada foto saya sendiri malah blur haha.

Louvre Museum

Tepat sebelum pergi ke Paris, saya baru saja selesai membaca buku Da Vinci Code yang fenomenal itu, tentunya saya terobsesi juga ingin melihat lukisan Mona Lisa dan pastinya Louvre itu sendiri. Pucuk dicinta ulam tiba, ternyata ada trip dari kantor ke museum ini, ga tanggung-tanggung, full day trip, kami diperbolehkan menikmati museum yang dulunya adalah istana Raja Perancis, Philip II yang dibangun di akhir abad ke 12.

Louvre adalah art museum terbesar di dunia, diresmikan sebagai museum di tahun 1793 dan hingga saat ini koleksi museum ini banyak sekali, mulai dari patung, lukisan, benda-benda seni sampai artefak-artefak dari situs arkeologi. Ngga heran kalau museum ini luar biasa besarnya, memang tidak cukup berkunjung seharian.

Stitched Panorama Louvre Museum – source Wikipedia

Terimakasih untuk Mamah Gajah Ngeblog yang sudah “memaksa” saya membuka koleksi foto lama dan menuliskan cerita perjalanan 18 tahun yang lalu. Mohon doanya ya Mah, biar bisa kesini lagi.

Tulisan ini tentunya dipersembahkan untuk Tantangan Mamah Gajah Ngeblog April 2023, Landmark Kota.

14 Comments on “Paris, je t’aime !”

  1. Aku juga ke louvre gara gara Da Vinci Code. Hahaha. Bahkan waktu itu sampe niat ngikutin guided tour bertema Da Vinci Code segala. Tadinya mau nulis soal Paris juga nih, soalnya salah satu perjalanan yang memorable. Tapi karena sudah ada beberapa yang bahas pilih kota lain saja deh XD

  2. Haha…”kok besi² doang?…” jadi inget ke Eiffel Tower pertama kali waktu kecil. Itu komen aku waktu ikut ayah tugas bbrp hari.
    Pengen ke Paris lagi iiih…tapi yg santai gitu…Jadi bisa menikmati kotanya.

    1. Xixi, iya besi doang ya Mba Hani. Amin, semoga kita bisa ke Paris lagi. Dulu tuh aku ga kesampean duduk-duduk di cafe sambil minum kopi dan makan croissant, karena pas lagi puasa, makanya harus kesana lagi 🙂

  3. Aamiin aamiin Mamah May semoga terwujud bisa berkunjung lagi ke sana agar dapat foto-foto yang lebih bagus, plus ngafe ala Parisian, ngopi dan makan kroisang. 🙂

    Ahh unforgettable moment banget pasti ya ini May. Seru banget bacanya. Mana ngakak pula yang bagian pas foto diri malah blur, dan caption “wajah-wajah belum tahu kejamnya dunia” ehehe. May, May…

    Kisah pembangunan menara Eiffel, pelajaran banget ya. Anjing menggonggong, khafila berlalu. Sekarang menjadi ikonik. Belum lengkap mampir sini kalau ke Paris. Plus efek “Emily in Paris” juga kencang ehehe

    1. Amin YRA, iya nih Uril, belum kesampaian duduk duduk ngopi cantik, semoga ada rejeki waktu dan kesempatan bisa kesana lagi

      Haha itulah resiko jadi tukang foto lalu temennya ga pada bisa moto, giliran difotoin semua ga fokus. Sekarang udah lebih mudah banget dengan kamera digital ya, kamera HP aja udah bagus

      Eifel wajib Uril, walaupun memang mainstream, tapi bagus kok

  4. Louvre! Sukaa banget kesinii dan ini tuh bener-bener luass banget ya teh museumnya.. dan juga banyak copet 🤭 suamiku ilang paspor dan dompet disini heuheuuu..

    Terima kasih ya teh May sudah ikutan tantangan Landmark bulan ini, jadi ikutan nostalgia Paris nih hehe ❤️

    1. sama-sama Aiti, aku juga seneng banget pas nulis ini, buka-buka foto lama lagi hehe.

      Nah iya, susahnya Paris itu banyak copet ya, ga di Louvre, di kereta, dimana-mana banyak copet. Louvre itu aku ga tamat lho padahal dah seharian, emang harus kesana lagi

  5. Beruntungnya Teh May, bisa jalan-jalan gratis di Paris. Pengen juga bisa berkunjung ke sana. Tapi katanya di sisi lain kota banyak juga area jorok dan kumuh ya? Trus scamming-nya juga tinggi 🙁

    1. Hehe iya Teh, alhamdulillah, rejeki banget, mimpi apa coba baru lulus kuliah trus disuruh ke luar negri gratis.

      Di banyak area Paris memang agak kumuh, ini salah satunya karena banyak refugee juga. Tapi kotanya memang besar banget ya, jadi kalau menurutku sih wajar aja, masih banyak yang bagusnya. Soal scamming aku ngga ngalamin, tapi yang agak ganggu malah pedagang asongan yang di Eiffel itu, yang jualan gantungan kunci, mereka agak maksa jualannya. Trus karena tahu kita dari Indonesia trus tiba – tiba sok akrab, bilang beli beli haha

  6. Hehehe tumpukan besi. Kadang yang simple itu yang bernilai tinggi ya. Dan penasaran banget hotel 1000 euro itu gimana, yakin itu hotel bukan losmen yang diaku hotel kayak kalau kantorku kasih penginapan.hahaha

    1. karena unik ya Ririn, out of the box

      dulu ga tahu kalau hotelnya mahal haha, karena semua yang arrange kantor kan, kita tinggal check in dan tidur. Yang pasti bagus banget Rin, kasurnya empuk banget hehe. Lucunya kan laundry juga free nih, tapi ya mahal, kayanya mahalan harga laundry daripada harga baju kita haha

  7. Klo inget paris, suka inget Amelie yg diperankan Audrey Tautou. Filmnya unik dan di paris.

    Yang pernah lihat langsung Eiffel Tower ini ayah saya, lalu beliau bilang ‘ga segitunya’. Pernah baca/denger jokes jg bahwa kedutaan salah satu negara menyediakan layanan konseling bagi warganya yang udah jauh jauh dtg ke paris buat liat eiffel tp kecewa karena tidak sesuai ekspektasi.

    Tapiii teteh bisa banget bikin fotonya cakep bangeet.

    1. Wah aku mahal belum lihat Amelie, nanti cari ah

      Haha, ada ya sampai jasa konseling. Mungkin karena terlalu high expectation ya Teh, makanya kecewa.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *