Hanya di Indonesia

Sebagai orang Indonesia asli, yang menghabiskan setengah umurnya di Cimahi dan Bandung, rasanya saya cukup eligible untuk menuliskan ini, hal-hal yang hanya ada Indonesia.

Hal-hal kecil yang dulu saya anggap biasa saja, tapi ketika saya akhirnya tinggal jauh dari tanah kelahiran barulah saya menyadari dan juga mengapresiasi, banyak hal-hal di luar nalar yang hanya ada di Indonesia.

Harga Jasa di Indonesia Luar Biasa Murah

Dulu ketika pindah dari Indonesia ke Malaysia saya tidak terpikir untuk membawa asisten rumah tangga, kita pikir sajalah nanti. Walaupun beberapa teman yang lebih dulu tinggal di Malaysia menyarankan untuk membawa dari Indonesia saja, disini mahal katanya. Beruntung landlord rumah kami yang pertama disini ternyata orang Indonesia, beliau mengenalkan saya dengan Mba Titin, orang Malang yang sudah lama tinggal di KL dan bekerja sebagai ART pulang hari. Akhirnya Mba Titin bekerja di rumah kami, datang 3 kali seminggu, 3 jam sehari, 1 jam RM 15. Setiap bulan gaji Mba Titin sekitar RM 450-500.

Awal-awal saya mengalami culture shock. Ketika tinggal di Jakarta, ada Bu Sum yang datang ke rumah setiap hari, tidak ada batasan jam yang penting sampai kerjaan beres. Job scope-nya pun beragam, apa saja bisa, termasuk mengantar Cici ke sekolah naik ojek langganan, Pak Cecep. Gaji terakhir Bu Sum, di bulan Desember 2013 adalah 500 ribu rupiah, sedikit lebih tinggi dari gaji pasaran di kompleks saya untuk ART pulang hari, yang saat itu sekitar 300 ribu sebulan.

Gaji Mba Titin, dengan waktu kerja yang lebih sedikit ternyata sekitar 3x lebih besar dari gaji Bu Sum. Tidak heran kalau banyak saudara-saudara kita memilih kerja di luar negri dengan segala resikonya.

Belum lagi urusan jasa yang lain seperti potong rambut, manicure-pedicure, massage, service AC dan lainnya, semua pastinya lebih murah di Indonesia. 5 tahun pertama di Malaysia saya tidak pernah ke salon untuk potong rambut. Urusan salon apalagi creambath– yang tidak ada disini selalu saya percayakan ke salon langganan dekat rumah di Bandung.

Harga jasa di Agnes Salon Makassar, tahun 2019 kami berkunjung ke Sulawesi, sebelum naik gunung kami sempatkan potong rambut dan creambath dulu di sini

Tidak jauh berbeda dengan urusan pijat dan spa yang luar biasa murahnya. Dulu saya punya langganan reflexiologi dekat rumah, 1 jam 50 ribu saja, kalau mau full body massage dengan lulur 100 ribu untuk satu jam. Di Malaysia untuk 1 hour foot massage minimal RM 100 haha. Berkali lipat memang.

Di satu sisi saya senang karena Indonesia serba murah, tapi di sisi lain sedih. Saya jadi teringat Bu Sum, saat itu beliau adalah satu-satunya tulang punggung keluarga, dan beliau hanya bekerja di rumah saya. Anak masih sekolah, tinggal di rumah petak sewaan. Rasanya mereka bisa bertahan hidup selama satu bulan dengan 500 ribu rupiah agak di luar nalar kan.

Tentunya banyak lagi Bu Sum-Bu Sum lainnya, asisten rumah tangga yang sangat membantu meringankan pekerjaan kita. Saya tidak tahu berapa rata-rata gaji ART sekarang, tapi semoga kita bisa memberikan gaji yang lebih layak untuk mereka.

Hotel Bagus dan Murah, Service Juara Dunia

Di salah satu kesempatan kami berkunjung ke salah satu pantai di Malaysia, Cherating namanya. Saat itu Cici ingin belajar surfing, jadi kami tinggal selama tiga hari menginap di salah satu hotel di sana. Tarifnya RM 220 semalam, kalau lihat gambar di website rasanya ok, walking distance ke pantai, bangunan yang cantik, sesuai dengan harga semalamnya.

Ketika datang kami sangat kaget, bukan saja karena bangunan dan lingkungan hotel yang tidak terawat tapi juga pelayan hotel sangat tidak ramah. Kami menunggu hampir 1 jam di lobby hotel tanpa kejelasan kapan bisa check in, padahal sudah memasuki jam check in. Tidak mencerminkan pelayanan hotel dengan RM 220 semalam.

Kejutan berikutnya datang ketika sarapan. Jam 8 pagi kami sudah duduk manis di restoran, berharap bisa makan pagi dan kemudian ke pantai karena kelas Cici akan dimulai jam 9. Di restoran sudah ada beberapa tamu lain, tapi ajaibnya tidak ada petugas hotel sama sekali. Kami masih sabar menanti sampai akhirnya beberapa tamu lain pun mulai protes dan memanggil – manggil petugas. Tepat 8:30 akhirnya mereka keluar, menyiapkan “sarapan”: bihun goreng (yang kami curiga ini beli di warung sebelah hotel) dan Roti tawar dengan selai. Roti tawar tidak ditata di piring saji tapi diletakkan begitu saja di meja, masih dengan bungkus plastik merk pasaran yang harganya RM 1.5 saja haha.

Saya tahu kalau harga hotel di Malaysia jauh lebih mahal dari Indonesia tapi saya tidak menyangka ada hotel dengan pelayanan seperti ini haha. Beberapa bulan sebelumnya kami baru pulang dari Bali, menginap di Aquaterrace Amed yang harga semalamnya kurang lebih sama dengan hotel kami di Cherating tapi pelayanananya jauh lebih baik.

Hotel-hotel Indonesia itu bagus banget, jauh lebih murah, dan walaupun hotel biasa tapi kebanyakan service-nya bintang lima. Menurut saya ini agak di luar nalar juga sih, kembali ke point no 1 saya bahwa harga jasa di Indonesia sangat murah.

Salah satu hotel favorit saya di Ubud, Onje Vila. Di tahun 2015, dengan 500 ribu saja sudah bisa menginap semalam di kamar cantik ini, lengkap dengan sarapan dan afternoon tea

Saya punya kenalan yang bekerja di hotel bintang lima di Bandung sebagai marketing manager, menurut beliau, salah satu alasan kenapa hotel di Indonesia murah ya karena tenaga kerjanya juga dibayar murah, sehingga biaya operasional pun menjadi murah. Hmm sebagai konsumen saya senang tapi sebagai manusia saya sedih, semoga UMR di Indonesia bisa jauh lebih baik ya. Tentunya agak di luar nalar kalau kita bersenang-senang di atas kesusahan orang lain.

Tulisan ini tentunya untuk ikut meramaikan Tantangan Bulanan Mamah Gajah Ngeblog November 2022 : Pengalaman di Luar Nalar.

6 Comments on “Hanya di Indonesia”

    1. aduh ngiler banget sama tukang pijat Teh haha, seratus ribu tuh murah banget ya, aku ga mau kayanya disuruh mijet 1 jam dan dibayar 100 rb wkwkwk

  1. Blacklist hotel di Cherating! Ehehe. Waduh kok pelayanannya tidak mencerminkan hospitality sama sekali tuh, piye toh. Ehehe. Termasuk langka lah keberadaan hotel songong macam gini. *kok jadi sebel sendiri ehehe.

    ***
    Wah iya May, setuju. 😊. Semoga UMR di Indonesia bisa jauh lebih baik. Kita dan mereka kan hubungannya mutual, kalau tidak ada pegawai jasa seperti mereka, kita bisa kelabakan.

    ***
    Ah jadi pengen pijat baca tulisan May ehehe. Sudah lama gak massage.

    1. aku jadi mau pijat juga Uril ahha, banci pijat nih
      Dilema sih ya, kita sebagai costumer pengen murah, tapi sebenernya kasian mereka

  2. Harga jasa mungkin murah, tapi harga makanan di mall mahaaaal dibandingkan Chiang Mai. Jadi memang beberapa hal itu terasa murah sekali di Indonesia, termasuk harga listrik dan air bulanan. Tapi ya pasti disesuaikan dengan daya beli warga juga sih.

    Yang heran, segitunya harga makanan mahal di mall di jakarta, tetep saja loh mall di akhir pekan penuh sekali. Jadi bingung juga sebenernya daya belinya tinggi tapi penghasilannya kurang, atau gimana ya…

    1. benerrrr Risna, terakhir mudik aku kaget lho dengan harga makanan, tapi ya bener, mall itu penuh banget
      anak kecil uang jajannya banyak kan sekarang, karena jajan apa-apa mahal

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *