Berkali – kali berkunjung ke Bali dan selalu akhirnya berakhir di Ubud. Gimana dong, suka banget dengan Ubud dan suasananya, walaupun sekarang makin ngga teratur, makin ramai pengunjung, dan makin macet. Siang hari di Ubud panasnya luar bisa, bikin ga pengen jalan-jalan.
Tapi akhirnya Oktober lalu kami sedikit berubah lho, tetap 1 malam di Ubud, dilanjutkan dengan 1 malam di Kintamani dan 1 malam di Amed. Ceritanya dari desa ke gunung lalu ke pantai. Memenuhi keinginan anak kecil yang ingin ke pantai.
Amed memang tidak sepopuler Kuta – Sanur, ataupun Ubud. Kota kecil yang terletak di timur Bali, kurang lebih 3 jam perjalanan dari Denpasar. Selama ini Amed terkenal sebagai tempat diving bersama tetangga dekatnya Tulamben. Diving ke Bali ? salah satu pilihannya ya Amed – Tulamben.
Tapi bukan hanya diving kok, sekedar snorkeling pun bisa. Atau bermain di pantai sambil hunting photo di Pantai Jemeluk, berburu sunrise dan sunset, atau seperti yang kami lakukan bulan lalu, staycation.
Seperti biasa perburuan hotel dilakukan untuk memilih tempat terbaik, dan pastinya termurah. Pilihan kami kali ini adalah Aquaterrace. Bed & Breakfast & Bistro yang diklaim memiliki 180 degree ocean view, from sunrise to sunset, mantep kan.
Sebelumnya kami melakukan booking via booking.com, tapi beberapa hari kemudian saya mencoba booking via website hotel untuk menanyakan alternatif kamar yang tersedia. Respon hotel sangat cepat. Ms. Eriko – owner Aquaterrace membalas email saya di malam yang sama dan pembayaran kami lakukan via bank transfer. Harganya lebih murah IDR 300k dibandingkan harga booking.com karena ternyata ada special rate untuk orang Indonesia.
Konon susah banget dapetin kamar di Aquaterrace ini, apalagi kalau mau menginap rame-rame, karena kamarnya juga ga banyak. Selain itu kebanyakan yang menginap disini tinggal untuk jangka waktu yang lama, 1 minggu, 2 minggu sampai ada yang 1 bulan, saking betahnya.
Ketika kami menginap di Kintamani kami sempat ngobrol dengan pemilik hotel tempat kami menginap, ternyata beliau juga fans berat Aquaterrace. Dan beliau pun berbagi cerita tentang owner hotel yang ternyata pasangan Jepang dan bli asli Bali. Mereka sudah cukup lama menikah dan sekarang mempunyai 2 orang anak. So sweet ya, saya membayangkan Ms. Eriko di masa mudanya berpetualang ke pelosok Amed dan kemudian malah menetap disini.
Kami tiba di Aquaterrace jam 5 sore. Bali sisi lain yang menurut saya sangat menyenangkan. Pedesaan, penduduk lokal, anak – anak bermain di pinggir jalan, mungkin inilah wajah Bali yang sesungguhnya.
Kamar yang kami book adalah beach room (ocean front room), terletak di bangunan baru Aquaterrace yang langsung di sisi pantai, disebutnya beach side Aquaterrace. Beach room ini hanya ada 4 kamar saja dengan swimming pool, spa dan gazebo-gazebo yang cakep banget.
Sedangkan bangunan lama Aquaterrace disebutnya hill-side Aquaterrace, dapat view pantai juga, tapi harus nyebrang jalan dulu kalau mau ke pantai. Di kompleks yang ini hanya ada 3 kamar saja, tapi juga ada swimming pool, spa, restaurant dan juga gazebo-gazebo cakep.
Fasilitasnya komplit kan, dengan total kamar hanya 7 tapi ada 2 swimming pool yang terawat baik, 2 spa dan restaurant. Cita-cita masa depan banget.
Lobby beach-side Aquaterrace kecil saja dengan dekorasi cantik warna putih, biru dan kuning, ciri khas Aquaterrace. Tidak perlu isi form dan sebagainya dan kami langsung diantar menuju kamar. Kami mendapat kamar di lantai 1 yang berarti akses langsung ke pantai dan swimming pool. Anak kecil langsung ribut mau berenang pastinya.
Mba yang mengantar kami baik banget lho, beliau memberitahu kami tentang layanan room service, free breakfast, spa dengan happy hour promotion-nya dan juga meminjamkan handphone yang boleh kami pakai untuk menghubungi front desk. Lucu deh, baru sekarang nginep di hotel dan dikasi pinjam handphone.
Kamar yang kami dapat sesuai dengan foto-foto yang beredar, very well decorated, semua cantik. Semua detil diperhatikan dengan baik, mulai dari warna-warna bantal yang cakep, jendela kamar mandi yang menghadap pantai, batu-batu cantik di lantai kamar mandi. Bagus banget semuanya. Minusnya hanya dua, toilet hanya ada tissue dan AC nya kurang dingin. Buat orang Indonesia mungkin ini akan jadi sedikit masalah.
Kamarnya cukup besar, bila diperlukan bisa minta tambahan extra bed, atau sebetulnya sofa biru yang cakep itu juga bisa dipakai. Ini tempat tidur Cici di Aquaterrace, dia malah seneng tidur di sofa.
Sore itu kami habiskan dengan berenang di kolam, setelah sebelumnya seger banget minum es teh dari welcome drink dan juice sirsak + banana pancake dari paket afternoon tea. Minumannya seger, pancakenya enak, sampe rebutan. Lebih oke lagi karena kami dapat 3 pax, Cici pun kebagian. Jarang-jarang kan, biasanya hotel-hotel akan strict dengan 2 orang itu saja kan.
Malam harinya bener-bener untuk leyeh-leyeh, kami pesan makanan dari room service. Enak dan ngga mahal, harganya normal banget untuk ukuran hotel. Kami pesan spaghetti seafood dan udang bumbu bali yang enak , harganya di kisaran IDR 60k. Ngga ada TV, sinyal HP agak susah, sinyal WIFI di kamar juga ga begitu bagus, jadi pas lah momen bersama liburan bersama keluarga, bisa ngobrol satu sama lain, ga sibung pegang HP.
Yup, salah satu minusnya Aquaterrace memang urusan sinyal. Mereka menyediakan WIFI gratis tapi sinyalnya kurang kuat, harus nongkrong di sekitaran gazebo baru bisa dapat sinyal. Jadi memang ga cocok buat yang kesini tapi mau tetep kerja atau bersosial media.
Keesokan paginya kami bermain di pantai saja, dan berenang lagi di swimming pool dan di pantai. Pantai depan Aquaterrace bersih sekali, bisa berenang dengan aman, sedikit ke tengah dan bisa snorkeling. Sempat juga ngajarin Cici pakai google dan snorkel, alhamdulillah langsung bisa, siap main ke laut kita ya Ci.
Oiya, breakfast disini free – sudah termasuk ke dalam harga kamar, dan cukup banyak pilihan, walau ga ada nasi ya. Tapi semua enak, terutama juice-nya, seger banget. Paling pas lagi kalau makannya di gazebo, duduk-duduk ngeliatin laut, dijamin ga pengen pulang.
Last but not least, kalau ke Aquaterrace jangan lupa nyobain spa-nya. Karena waktu terbatas saya dan Cici hanya sempat massage saja, plus Cici kebagian creambath. Massage-nya enak-udah mirip dengan Javana Spa, dan mereka menggunakan produk dari Sensatia Botanical yang memang bagus. Semua sabun dan shampo di kamar juga memakai produk Sensatia. Harga happy hour-nya pun bikin hati dan kantong bahagia. Very recommended.
1 hari menginap memang terlalu singkat. Akhirnya saya bisa memahami tetangga-tetangga kamar yang sudah lebih dari seminggu menginap disini. Jam 12 siang kami check out dan ngebut ke bandara. Semoga kapan-kapan bisa ke Amed dan menginap di Aquaterrace lagi. Masih banyak yang belum dicoba, belum snorkeling di Japanese Ship Wreck, main kano, jalan-jalan ke teluk yang lain, dan yang paling penting belum nyoba creambath di Aquaterrace gara-gara dibajak Cici haha.
Promise my self that one day I will wake up in Bali 🙂
Bed & Breakfast & Bistro Aquaterrace Amed
The accomodation is located in Amed, east of Bali. 180°ocean view, from sunrise to sunset over the ocean. Charming with excellent service. Book directly from their website or email for best price, they have special rates for Indonesian.
Room rates from IDR 680 K per night (regular season)
Selang Bunutan Amed Karangasem BALI
Telp : +62 – 813379 – 11096
Email : aquaterrace.amed@gmail.com
Pingback: Hanya di Indonesia - sereleaungu