Oktober 2019, saya dan Cici pertama kalinya pergi berdua saja, our first girls trip. Sebetulnya tidak direncanakan, karena awalnya seperti biasa kami akan pergi bertiga, tapi kebetulan suami ada pekerjaan yang tidak bisa ditinggal di Indonesia.
Saat itu, Cici ada Aquathlon Iron Kid race di Langkawi, karena kebetulan race-nya hari Jumat, dan Senin depannya tanggal merah, tentunya ini waktu yang tepat untuk memperpanjang liburan. Rencana awal adalah berlibur di Langkawi, tapi karena Helmy tidak bisa ikut ke Langkawi, saya pikir lebih baik pergi ke Bangkok saja, girls trip bersama Cici.
Selepas race, kami naik feri dari Langkawi kembali ke mainland Malaysia, naik grab ke perbatasan Malaysia-Thailand di Sado, jalan kaki masuk Thailand, naik mobil ke Hat Yai lalu naik pesawat ke Bangkok. Murah meriah.
Tahun 2017, kami sekeluarga pernah juga backpacking trip ke Thailand, kurang lebih sama, tapi saat itu kami naik bis dari KL ke perbatasan.
Bangkok selalu menjadi salah satu kota favorit saya, makanan yang enak tentunya, budaya yang menarik, tempat-tempat yang unik, crowded dan chaotic tapi ada pesona tersendiri yang membuat saya jatuh cinta. Organized chaos.
Rencananya kami akan menginap 3 malam, dan tujuan utamanya adalah mengeksplor Bangkok, bukan staycation. Malam pertama kami akan tiba di hotel malam hari dan hari terakhir akan check out pagi-pagi banget. Tentunya hotel mahal walaupun bagus bukan pilihan yang bijak, dan Cici ingin sekali mencoba tidur di hostel atau backpacker hotel, baiklah, yuk kita coba tidur di hostel.
Setelah melakukan riset kecil-kecilan, pilihan kami adalah Simply Sleep Hostel. Hostel kecil mungil dan cantik yang terletak di Bangrak, Silom. Pertimbangannya sederhana, kami berencana mengikuti kelas masak di Silom, sehingga kami mencari tempat menginap yang dekat tempat kelas memasak, walking distance. Pertimbangan kedua, walaupun hostel, kami tetap memilih private room, rasanya belum siap mengajak Cici tinggal di dorm. Pertimbangan ketiga dan terakhir tentunya hostel yang bersih, dan harga yang kompetitif. Simply Sleep memenuhi semua kriteria ini.
Sebetulnya, saya ada pengalaman ajaib dengan hostel. Bertahun-tahun yang lalu, May muda pernah menginap di backpacker hotel di Edinburgh. Saat itu saya traveling bersama Rini, teman sekantor saya. Selepas acara kantor di London (dan menginap di Hilton yang beratus-ratus pound semalam), kami berencana jalan-jalan ke Edinburgh satu hari. Dalam rangka menghemat (dan tentunya karena ga punya uang), kami memutuskan menginap di backpacker hotel yang tarifnya 10 pound saja. Hanya satu malam, numpang tidur. Ternyata semalam di backpacker hotel Edinburgh sangat ajaib, agak mengerikan, tapi kalau di ingat sekarang jadi lucu.
Kami memesan tempat tidur di female dormitory room. Bangunan backpacker hotel ini terletak di bangunan tua dua lantai khas Inggris, tepat di pusat kota Edinburgh. Kamar kami terletak di lantai pertama, ruangan kecil dengan beberapa bunk bed kayu, yang ketika kami datang, pukul 8 malam sangat sepi. Saya dan Rini masing-masing mendapat tempat tidur di atas, bersebrangan. Malam itu karena sangat lelah kami memutuskan tidak mandi dan langsung tidur. Untungnya kami berdua kelelahan dan malam itu bisa tidur dengan nyenyak. Tapi alangkah kagetnya ketika keesokan harinya female room ini berubah menjadi mixed room. Hampir di semua tempat tidur ada laki-laki, dan kebanyakan dari mereka tanpa busana. Saya dan Rini hanya bisa berpandang-pandangan dari tempat tidur masing-masing. Lucunya beberapa saat kemudian petugas hostel datang dan mengusir para laki-laki, para tamu yang sebetulnya diundang. Mereka buru-buru bangun dan berlarian keluar haha.
Bukan hanya itu, namanya juga backpacker hostel kan, kamar mandinya pun sangat sangat sederhana. Mix shower yang hanya ditutup gorden tipis dan transparant. Akhirnya saya dan Rini mandi berganti-gantian, ketika saya mandi, Rini berjaga di luar, begitu juga sebaliknya.
Tapi sebetulnya saya tidak kapok tinggal di hostel, ketika kembali ke London, saya menginap di YMCA London dan sangat puas. Selanjutnya, kalau memungkinkan saya akan memilih hostel semata-mata karena penasaran dan ingin tahu bagaimana suasana di dalam hostel. Bahkan rumah pertama saya di KL adalah YMCA Kuala Lumpur.
Simply Sleep ini tentunya sangat berbeda kalau dibandingkan hostel saya sewaktu di Edinburgh. Tiga hari menginap dan kami berdua sangat puas. Super cute, super clean, close to MRT station, etc etc..saya kehabisan kata-kata baik untuk mendeskripsikan Simply Sleep.
Yuk kita lihat sama-sama, apa saja alasan saya dan Cici jatuh cinta dengan Simply Sleep Hostel.
Homey and cozy place to sleep
Clean, modern, cute, chic, homey, cozy, simply amazing. Dari luar nampak kecil, tapi ternyata cukup luas di bagian dalam. Kamar kami – family room sangat besar dengan kamar mandi di dalam. Kebetulan saat kami menginap hanya family room inilah yang tersisa, tapi sebetulnya ada kamar lain yang lebih kecil untuk 2 orang dan juga dorm.
Kamar kami terletak di lantai 4, untungnya ada lift. Ketika kami datang, pukul 9 malam, AC kamar sudah dinyalakan, sejuk. Interior kamarnya sangat cantik, dominasi warna putih dengan aksen kayu , minimalis yang tetap hangat dan menyenangkan.
Terdapat dua drawer sekaligus gantungan baju, meja kecil dan juga TV. Walaupun hostel, mereka menyediakan air minum di dalam kamar (di refill setiap hari), sandal jepit, handuk, hair dryer dan juga toiletries.
Super Chic Common Room
Di lantai bawah, dekat lobby, ada common room yang super chic. Sesuai namanya, common room ini bebas digunakan oleh semua tamu hostel.
Di bagian dalam ada tempat untuk sarapan, jadi harga kamar sudah termasuk self service simple breakfast. Makanannya sederhana saja, roti, cereal, corn flake, dan kopi-teh-susu. Sederhana saja, tapi karena pengaturan yang sangat cantik, sarapan di Simply Sleep terasa istimewa.
Lagi – lagi karena ini hostel, tentunya self service ya, jangan lupa cuci piring setelah makan dan buang sampah di tempatnya, biar common room kita tetap bersih.
Selain digunakan untuk sarapan, common room ini juga boleh digunakan untuk duduk-duduk. Ada banyak buku dan board games disediakan. Setiap malam, saya dan Cici biasanya duduk dulu sebentar untuk membaca buku atau bermain board game disini.
Amazing Staffs
Orang Thailand memang terkenal ramah-ramah, jadi sebetulnya tidak aneh kalau staff di Simply Hostel juga sangat ramah dan sangat penolong dan yang paling penting Bahasa Inggris mereka sangat bagus. Mulai dari memberi petunjuk jalan, tempat makan, sampai hal-hal kecil lainnya yang kami rasa sangat tulus. Kudos untuk para staff disini.
Very well located, close to the sky and metro
Dikutip dari website mereka : located in the city center but still in a quiet area, near both business and shopping district. Betul banget, Silom memang tidak semeriah Khaosan Road, tapi lokasinya sangat strategis dekat kemana-mana. Bisa jalan ke kaki ke stasiun kereta dan mudah mendapatkan grab. Di malam hari suasananya sangat tenang, di sekitar hotel juga masih banyak perumahan, nilai plus kalau ingin merasakan suasana Bangkok yang asli.
Overall, 10/10, kalau ke Bangkok lagi rasanya ingin kembali lagi kesini. Thank you Simply Sleep, kob khun khrap !
Homey and cozy place to sleep, located in the city center but still in a quiet area, near both business and shopping district.
34/3 Soi Charoen Krung 47/3, Bangkok, Bangkok 10500
+66 61 989 7999
6 Comments