Fond Memories

Beberapa bulan yang lalu, saya ada work meeting dengan service company yang menawarkan tool-nya untuk dipakai dalam salah satu project saya. Online meeting dan rep service company itu berasal dari Perancis, jadi ketika di KL jam 2 siang, disana jam 7 pagi, masih gelap gulita karena winter.

Saat sesi perkenalan tiba-tiba V – rep service company bilang : oh I know that I knew you before, you were with B*. Singkat cerita ternyata V pernah bekerja di perusahaan yang sama dengan saya, saat itu saya di Jakarta, dan V di Aberdeen. Kami tidak pernah bertemu langsung, tapi V bilang dia ingat saya.

Setelah presentasi, V harus pamit dari meeting karena dia harus mengantar anaknya sekolah, putra satu-satunya yang berumur 6 tahun. Akhirnya Boss V yang berada di kantor saya di KL melanjutkan presentasi, eh bisa ya haha. Bisa aja tuh, Boss V bilang ini belum jam kerjanya V (karena di Perancis masih pagi kan), dia malahan yang bolak-balik minta maaf dengan V karena mengganggu rutinitas paginya.

Boss V ini orang Perancis juga, sesaat mengingatkan saya pada tipikal bule-bule Perancis rekan kerja saya di perusahaan Total air minum di Balikpapan. Sama persis, bagi mereka keluarga selalu nomor 1, tidak pernah yang namanya pekerjaan jadi prioritas. Dulu boss saya Kakek Michot pernah bawa kucingnya ke kantor, karena kucingnya lagi sakit dan istrinya lagi sibuk. Kocak banget kalau diinget, kucing ini kesayangan Kakek Michot setelah anak-anaknya semua keluar rumah dan bekerja di tempat yang jauh. Pernah juga Kakek Michot pamit pulang awal, lagi – lagi karena kucing, kucingnya sakit.

Kembali ke V, setelah meeting V mengirim saya email. Lalu dia bercerita panjang lebar kenapa dia bisa ingat saya. Ternyata sewaktu di Aberdeen, V’s work station dekat dengan MW, discipline team lead yang beberapa kali bertemu saya di Jakarta juga di Houston. MW ini sangat baik, walaupun posisinya sangat tinggi, dia sangat humble dan ramah. Setiap datang ke Jakarta dia membawakan saya oleh-oleh, Scottish Shortbread yang pernah saya bilang kalau ini biskuit favorit saya. Pernah suatu kali dia lupa, tapi katanya dia ingat di pesawat, akhirnya dia “menyelundupkan” shortbread dari lounge untuk saya haha.

Jadi ketika saya resign dari B*, MW bercerita ke V, yang intinya menyayangkan keputusan saya untuk resign dan pindah ke KL, tapi semua in positive note, dia bisa memahami kenapa saya lebih memilih KL. V juga bercerita tentang CC, beliau adalah pengganti MW ketika MW pensiun. Saya juga mengenal CC di Houston, orang yang sangat baik, dan beliau meninggal dunia beberapa tahun yang lalu karena cancer. Ketika saya pamit via email, MW dan CC mengirimkan farewell note yang sangat nice, ketika membacanya lagi sekarang saya senang sekaligus sedih.

Saya jadi mengingat-ingat kembali masa lalu di Jakarta, sebetulnya memang ga ada yang salah dengan kumpeni ini, teman-teman, boss, pekerjaan, semua sangat baik dan menyenangkan. Saya hanya ga tahan dengan macetnya yang luar biasa, yang membuat saya malas pergi ke kantor setiap harinya. Tapi I have to admit, I have a fond memories.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *