Pikun yang Membuat Susah Semua Orang

Selama ini sepertinya saya tidak pernah lupa dengan jadwal sekolah Cici, ujian, ECA, race, playdate etc. Sampai hari Jumat minggu lalu. Kalau kata orang bijak, selalu ada kali pertama, dan Jumat kemarin pertama kalinya saya lupa (pikun) dan ternyata membuat susah semua orang.

Ceritanya minggu lalu adalah jadwal saya WFH, tapi hari Jumat saya ada janji makan siang dengan teman-teman. Half day saya meeting di rumah lalu berangkat untuk makan siang di dekat kantor. Sebelum berangkat saya mengingatkan suami saya untuk menjemput Cici jam 2:55 karena ada mengaji jam 3:25.

Singkat cerita sehabis makan siang saya ada meeting lagi (online), jadinya saya duduk di sebuah warung kopi, numpang WIFI. Kagok juga mau pulang karena Cici ada climb training di KL, rencana saya akan ke sana jam 5, lalu sama-sama pulang. Jauh lebih murah daripada naik grab ke rumah.

03:06 PM suami saya WA, katanya Cici ga ada di tempat biasa. Sejak Covid ini memang anak-anak harus menunggu di pick up point yang ditentukan, orang tua juga tidak boleh turun dari mobil. Pick up point ini diatur berdasarkan nama, jadi tidak mungkin Cici menunggu di tempat lain.

rasanya jantung copot melihat di pick up point ga ada Cici dan Cici ga bisa dihubungi

Suami sudah mencoba telpon dan WA tapi tidak diangkat, saya pun menduga mungkin Cici sudah pulang jalan kaki karena takut terlambat mengaji. Saya sarankan suami saya untuk pulang dan cek dulu di rumah. Suami pun kembali ke rumah dan saya mencoba menelpon Cici, WA dan email, semua tidak ada respon.

Saya bertanya juga dengan tetangga rumah yang kebetulan putri-nya teman sekelas Cici, mereka selalu pergi ke sekolah bersama. Menurut Mama Y, Y hari ini ada ECA, jadi baru pulang jam 4. Beliau pun menyarankan saya untuk cek di library. Tiba-tiba saya teringat mungkin juga ni, karena Cici pernah cerita soal hampir ketiduran di library waktu jam makan siang saat puasa. Walaupun saya ingat betul Cici jarang ke library pulang sekolah, tapi siapa tahu kan, mungkin Cici ketiduran.

Suami memberi kabar di rumah Cici pun tidak ada. Saya menyarankan suami kembali ke sekolah dan menghubungi guru. Saat itu saya sangat panik, kemanakah Cici ? Kalau di rumah tidak ada, Y – temannya ada ECA, lalu Cici kemana ?

Suami kembali ke sekolah, panik turun mobil dan langsung kena tegur satpam. Akhirnya seorang guru (yang ternyata asisten home room teacher Cici menghampiri dan bertanya ada apa). Setelah mendengar penjelasan suami Ms. C pun panik, berlari ke arah front desk dan menghubungi satpam dan guru-guru yang lain. Suami pun hanya bisa menunggu di mobil karena tidak boleh turun.

Di saat yang sama, dua orang teman saya datang menemani saya di warung kopi. Saat itu saya sudah memesan Grab untuk pulang ke rumah dan bersiap-siap mengemasi laptop. Farah dan Syarah keheranan karena tiba-tiba saya mau pulang, lalu saya ceritakan lah yang terjadi.

Saya lupa bagaimana awalnya tapi akhirnya saya membuka laptop kembali, cek email dan alhamdulillah, ternyata hari ini Cici ada swimming dan baru akan pulang jam 4 nanti ! Dan lebih epic lagi karena jadwal mengaji Cici pindah ke hari Sabtu. Pantas saja Guru mengaji pun tidak menghubungi saya karena Cici tidak login Zoom mengaji.

Pantas saja telpon tidak diangkat, text tidak dibalas, Cici sedang berenang. Buru-buru saya menghubungi suami dan minta maaf. Ini pikun yang membuat orang susah memang. Ketika semua orang pun ikut panik, mohon maaf.

Sore harinya kami bisa mentertawakan kebodohan kami sore itu, orang tua panik kehilangan anak padahal pikun. Saya betul-betul tidak ingat kalau hari itu Cici ada ECA. Padahal Cici bilang tadi pagi dia sudah bilang untuk dijemput pukul 4.

Huhu maafkan semua, saatnya untuk berhenti sejenak, rasa-rasanya saya sudah kembali overwhelmed, perlahan kita tata kembali ya , InshaAllah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *