It’s Done and Dusted !

Masih ingat tulisan ini, dari dua tahun yang lalu : Avoid the regret of not doing, yang kemudian saya wujudkan dengan daftar kuliah S2, ambil jurusan yang agak deviated dari S1 saya dengan alasan hanya jurusan ini yang ada untuk part time student, padahal tahu jurusan itu terkenal susah.

Praise be to God, akhirnya perjalanan menjadi anak sekolahan selesai juga, tepat waktu sesuai rencana, 2 tahun. Hari Jumat lalu saya sudah melakukan presentasi thesis yang InshaAllah (bocoran gossip sumber terpercaya) hasilnya baik dan bulan November nanti saya bisa wisuda.

Alhamdulillah salah satu cita-cita dalam hidup terwujud juga, kuliah S2 di luar negeri !

Jadi gimana perasaannya May ?

Senang tentunya. Dua tahun jadi mahasiswa, walaupun part time (kuliah hanya hari Sabtu) ternyata bukanlah hal yang mudah. Kalau ada yang bilang kuliah sambil kerja (dan ada keluarga) itu mudah, saya beneran angkat 4 jempol. Saat-saat menjelang ujian adalah saat paling menegangkan, berjuang untuk memahami 500-an halaman lebih text book dalam hitungan hari saja. Terkadang bukan lagi hari, hanya beberapa jam saja. Apalagi sistem nilai di kampus saya memang hanya mengandalkan nilai ujian, satu kali saja karena tidak ada namanya ujian tengah semester, kuis atau tugas.

Soal ujian pun semuanya essay, 3 jam saja, open book tapi tentunya jangan harap bisa mendapatkan jawaban dengan mudah dibantu Paman Google. Jangankan google, terkadang di text book pun tidak ada jawabannya. Iya sesusah itu. Kalau istilah teman saya, soal-soal ujian ini memerlukan kemahiran berpikir tingkat tinggi. Seorang mahasiswa dituntut untuk paham, bukan hanya sekedar tahu, waktu 3 jam memang tidak akan pernah cukup untuk mencari jawaban dan menuliskannya kembali dengan kata-kata sendiri (ini wajib hukumnya, kita tidak boleh copy paste langsung dari text book).

Bukan saja susah, standar penilaian pun sangat tinggi. Ada satu mata kuliah yang saya yakin betul saya bisa dapat A, ternyata dapat C saja, entah dimana salah atau kurangnya. Konon kertas ujian kita pun dinilai oleh dosen dari 3 kampus yang berbeda untuk cross check dan konsistensi, segitunya ya.

Tahun kedua kuliah tantangan pun bertambah, ketika pekerjaan di kantor makin banyak dan karena drilling saya harus bekerja hampir setiap weekend, konsekuensinya saya banyak bolos kuliah. Ngga papa sih, karena datang kuliah bukan syarat wajib untuk ikut ujian, tapi ternyata sekalinya bolos ya sudah, ngga ngerti apa-apa.

Untuk menjadikan cerita ini makin epik, teman sekelas saya di tahun pertama semua tidak bisa melanjutkan ke tugas akhir karena nilainya tidak cukup (ada mata kuliah yang tidak lulus). Di tahun kedua semester pertama saya ada 2 teman baru, keduanya memutuskan pindah kuliah ke kampus lain karena katanya kuliah disini susah banget. Untung saja di semester kedua kemarin saya ada teman baru yang lain.

Jadi kalau ditanya May dapat distinction ngga ? jawaban saya : lulus aja alhamdulillah.

Jadi apa yang didapat selama kuliah S2 May ?

Pengalaman yang berharga, bahwa sesungguhnya tidak ada yang mudah di dunia ini tapi doable. Kalau ingat sekarang lucu juga sih, pernah setelah ujian saya nangis, karena saya ngga ngerti satupun soal dalam ujian. Saya yakin betul saya akan dapat E, alhamdulillah ngga tapinya.

Saya belajar untuk menjadi gelas kosong, mendengarkan, dan tidak berhenti belajar. Saya belajar berteman dengan anak-anak muda yang usianya bisa 20 tahun lebih muda. Ikut merasakan kegundahan mereka yang tidak bisa melanjutkan kuliah, takut pulang ke kampung, kena marah orang tua dan resah mencari kerja.

Saya belajar bersyukur untuk kesempatan bekerja (yang banyak orang berjuang keras untuk itu), kesempatan sekolah kembali dan alhamdulillah bisa lulus.

That is my reflection, the 2 years journey was hard but as I said above it was doable. Sekarang saya mau istirahat dulu ya, so happy to have my Saturday back. Sekarang saatnya untuk olahraga biar bisa sedikit kurus di bulan November nanti.

Semoga ilmu yang saya dapat bisa saya bagikan untuk orang lain, semoga ilmu ini berguna bukan hanya untuk saya tapi juga orang lain. Jangan pernah berhenti bermimpi ya, percayalah dan berusahalah.

Kalau ditanya, mau nyambung S3 ngga May ? Tentu tidak (jawaban saat ini haha).

My heartfelt thanks go to my family, my friends, my colleagues, my professors, and classmates, for their continuous support and understanding during the ups and downs of my academic journey. Your supports have played a crucial role in helping me reach this important milestone in my life.

2 Comments on “It’s Done and Dusted !”

  1. May, alhamdulillah, aku seneng banget dengan pencapaian May. Bener-bener dah, May ini salah satu Mamah Gajah panutan. 🥺
    Alhamdulillah aku ditakdirkan kenal May.

    Selamat ya May, selamat berkarya dengan ilmunya.
    Jadi inget jaman pandemi, di grup MGN, May cerita kalau mau kuliah, gak nyangka udah beres aja. Time flies indeed.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *