MGN
comments 18

Nasi Tumpeng Tradisi

Selama ini saya selalu lebih nyaman memperkenalkan diri saya sebagai orang Indonesia saja tanpa mengaitkan dengan identitas suku bangsa manapun. Seperti yang pernah saya ceritakan dalam tulisan Tentang Bahasa dan Pengalaman Berbahasa, ibu saya orang Palembang (tapi juga keturunan Jawa), ayah saya orang Jawa. Tapi sejak menikah kedua orang tua saya tinggal di Bandung, dan hingga saat ini tinggal di Bandung. Akibatnya bukan saja urusan berbahasa, banyak sekali kebiasaan-kebiasaan dalam keluarga kami yang mengadopsi tradisi dari suku Jawa, Sunda dan juga Palembang. Semangatnya Bhinneka Tunggal Ika.

Dari beberapa tradisi di keluarga kami, ada satu hal yang sangat berkesan dan sampai sekarang saya juga ikut melakukannya, si Nasi Tumpeng !. Dulu ketika kami kecil, Alm Mami saya selalu menyiapkan nasi kuning ketika anak-anak berulang tahun. Kadang-kadang nasi kuning itu disajikan meriah, menjadi nasi tumpeng dengan lauk yang beragam.

Rasanya senang sekali, keluarga kami akan berkumpul, membaca doa dan kemudian memakan nasi kuning/tumpeng bersama-sama. Walaupun kadang-kadang lauknya sederhana tapi rasanya menjadi istimewa.

Filosofi Nasi Tumpeng

Dari berbagai sumber yang saya baca dan cerita yang saya dengar, banyak cerita menarik di balik Nasi Tumpeng – nasi dimasak dengan kunyit (nasi kuning), dibentuk seperti kerucut, disajikan dengan berbagai macam side dishes di atas tampah.

Dalam budaya Jawa dan Bali, tumpeng yang berbentuk kerucut dipercaya sebagai gambaran kondisi geografis di Pulau Jawa dan Bali yang memiliki banyak gunung berapi. Nasi Tumpeng adalah gambaran dari puncak stratovolcano Gunung Semeru (puncak Mahameru). Dalam kepercayaan agama Hindu, Tuhan (Hyang) dan para dewa-dewa tinggal di antara gunung-gunung berapi, nenek moyang menyajikan Nasi Tumpeng sebagai persembahan.

Nasi Tumpeng juga dikenal sebagai simbol bersyukur, berterimakasih kepada Tuhan yang telah memberi kehidupan. Dalam budaya Jawa dikenal juga singkatan MeTU Kudu Sing MeMPENG, Mlebu Kudu Sing Kenceng. Terjemahan dalam bahasa Indonesianya kurang lebih mengingatkan manusia untuk bisa beradaptasi dalam segala situasi, harus bisa survive. Manusia harus berani, berjuang untuk hidupnya, dan harus punya prinsip.

Side dishes nasi tumpeng juga punya cerita tersendiri, biasanya ada 7 hidangan pendamping di Nasi Tumpeng. Dalam Bahasa Jawa, angka 7 disebut Pitu atau Pitulungan yang berarti pertolongan. Diartikan sebagai pertolongan yang bisa datang dari mana saja ketika diperlukan. Idealnya side dishes berasal dari kombinasi makanan yang berasal dari darat dan laut.

Telur yang biasanya disajikan dalam bentuk telur dadar rawis atau telur balado adalah simbol kebersamaan. Ikan adalah simbol perjuangan, untuk kehidupan yang lebih baik. Ayam adalah simbol rendah hati, bahwa manusia tidak boleh sombong, selfish dan serakah. Berbagai jenis sayuran yang disajikan dalam bentuk urap atau lalapan adalah simbol perlindungan, kekuatan dalam hidup.

Menarik ya cerita di balik Nasi Tumpeng ini, secara keseluruhan Nasi Tumpeng mengajak manusia hidup dalam jalan yang baik sehingga hidup kita berkah, mengajak manusia untuk selalu bersyukur.

Saya dan Nasi Tumpeng

Saat ini, ketika sudah memiliki keluarga sendiri, secara tidak sadar saya pun ikut melestarikan tradisi ini. Setiap ada yang berulang tahun, kalau ada waktu selalu saya sempatkan untuk memasak nasi kuning dan menyajikannya dalam bentuk tumpeng mini. Tidak ada maksud lain selain dari bersyukur untuk rezeki umur dan kesehatan yang Allah berikan, dan pastinya karena nasi kuning dan lauk-lauknya itu enak.

https://www.instagram.com/p/BfFP__UFVLC/?igshid=YmMyMTA2M2Y=

Selain saat ulang tahun, beberapa kali juga saya membuat Nasi Tumpeng untuk acara syukuran di kantor. Diawali dari teman baik saya yang tiba-tiba ingin memesan Tumpeng untuk syukuran di tim beliau. Walaupun belum pernah buat Tumpeng ukuran besar tapi saya menyanggupinya, alhamdulillah berhasil dan semua suka. Sejak itu saya ketagihan membuat Nasi Tumpeng.

Tumpeng terakhir saya buat akhir bulan lalu ketika saya pindah tim. Tapi kalau yang ini tumpeng gotong-royong. Gara-garanya teman-teman saya tidak setuju kalau di acara farewell saya malah repot memasak tumpeng. Akhirnya saya hanya membuat nasi kuning dan kami pot luck untuk membuat nasi tumpeng. Hasilnya ternyata cakep juga, tumpeng fusion karena side dishes-nya kombinasi masakan Indonesia dan Malaysia.

Teman – teman saya yang orang Malaysia juga ketagihan, minggu ini kami rencana buat Nasi Tumpeng lagi, tapi kali ini kami akan membuat Nasi Tumpeng kerabu, nasi campur khas Malaysia yang nasinya berwarna biru dengan lauk-pauk khas Kelantan. Seru kan hehe.

tumpeng gotong – royong , fusion of Indonesian and Malaysian side dishes

Tentang Nasi Tumpeng tradisi ini dituliskan untuk Nulis Kompakan Mamah Gajah Ngeblog Juli 2022.

Filed under: MGN

18 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *