All posts filed under: Daily Note

Fond Memories

Beberapa bulan yang lalu, saya ada work meeting dengan service company yang menawarkan tool-nya untuk dipakai dalam salah satu project saya. Online meeting dan rep service company itu berasal dari Perancis, jadi ketika di KL jam 2 siang, disana jam 7 pagi, masih gelap gulita karena winter. Saat sesi perkenalan tiba-tiba V – rep service company bilang : oh I know that I knew you before, you were with B*. Singkat cerita ternyata V pernah bekerja di perusahaan yang sama dengan saya, saat itu saya di Jakarta, dan V di Aberdeen. Kami tidak pernah bertemu langsung, tapi V bilang dia ingat saya. Setelah presentasi, V harus pamit dari meeting karena dia harus mengantar anaknya sekolah, putra satu-satunya yang berumur 6 tahun. Akhirnya Boss V yang berada di kantor saya di KL melanjutkan presentasi, eh bisa ya haha. Bisa aja tuh, Boss V bilang ini belum jam kerjanya V (karena di Perancis masih pagi kan), dia malahan yang bolak-balik minta maaf dengan V karena mengganggu rutinitas paginya. Boss V ini orang Perancis juga, sesaat mengingatkan saya …

2022 Year Recap

The 2022, done and dusted. Awalnya saya berencana menulis recap 2022 di bulan Desember, tapi di hari-hari terakhir tahun 2022 kami memutuskan untuk jalan-jalan sebentar, dan saya malas bawa laptop. Karena tuntutan pekerjaan, hampir setiap jalan-jalan saya selalu bawa laptop, tapi minggu lalu saya memutuskan untuk istirahat sejenak, laptop pun perlu istirahat kan :). Catatan akhir tahun 2022, another opportunity to reflect on the year we had, the hits and misses. What we did right, and wrong, and where we can improve next year. Di akhir tahun 2021 saya menuliskan tentang pelajaran hidup di tahun 2021, tahun yang awalnya saya pikir mengerikan tapi ternyata mengajarkan banyak hal. Saya menuliskan juga hal-hal yang saya ingin lakukan di 2022, my new year resolution. Tidak banyak, karena saya ingin merasakan tahun 2022 yang slow, trying to have a slow life. 2022 Goals It is scary, look back at my plans and I didn’t achieve my goals, not even one! Kembali sehat dengan bonus langsing – EPIC FAIL. Berat badan saya bertambah dan masalah di lutut saya semakin parah. …

Syukur Alhamdulillah Neng Toyib Pulang Juga

Tiga kali puasa tiga kali Lebaran, saya dan keluarga memang tidak pulang ke Indonesia, sudah mirip Bang Toyib kan. Untungnya keluarga kecil kami selalu bersama, jadi tidak ada cerita anakmu tidak lagi panggil-panggil namamu ! Sebetulnya, tahun ini ada satu cita-cita mulia yang ingin saya wujudkan : trying to have a slow life, yang diterjemahkan salah satunya dengan libur panjang di tengah tahun, naik gunung dan pulang ke Bandung. Tapi manusia boleh berencana tapi Allah punya rencana lebih baik, tiba-tiba yang sebetulnya bukan tiba-tiba saya pindah ke tim baru sejak awal Juli ini, dan ternyata situasi di sana sama aja, kata teman saya : keluar dari mulut buaya masuk mulut harimau haha. Belum kenal dengan boss baru, kerjaan begitulah, rasanya tidak memungkinkan cuti lama. Sampai akhirnya saya bertemu langsung dengan boss baru yang ternyata bulan depan pun akan pindah, ga pakai lama beliau ok untuk saya cuti satu minggu ..yey. Walaupun ada banyak drama juga tapi alhamdulillah akhirnya bisa pulang ke Indonesia walapun hanya seminggu. Ketika menulis ini saya ada di Bali, di hotel cantik …

Pikun yang Membuat Susah Semua Orang

Selama ini sepertinya saya tidak pernah lupa dengan jadwal sekolah Cici, ujian, ECA, race, playdate etc. Sampai hari Jumat minggu lalu. Kalau kata orang bijak, selalu ada kali pertama, dan Jumat kemarin pertama kalinya saya lupa (pikun) dan ternyata membuat susah semua orang. Ceritanya minggu lalu adalah jadwal saya WFH, tapi hari Jumat saya ada janji makan siang dengan teman-teman. Half day saya meeting di rumah lalu berangkat untuk makan siang di dekat kantor. Sebelum berangkat saya mengingatkan suami saya untuk menjemput Cici jam 2:55 karena ada mengaji jam 3:25. Singkat cerita sehabis makan siang saya ada meeting lagi (online), jadinya saya duduk di sebuah warung kopi, numpang WIFI. Kagok juga mau pulang karena Cici ada climb training di KL, rencana saya akan ke sana jam 5, lalu sama-sama pulang. Jauh lebih murah daripada naik grab ke rumah. 03:06 PM suami saya WA, katanya Cici ga ada di tempat biasa. Sejak Covid ini memang anak-anak harus menunggu di pick up point yang ditentukan, orang tua juga tidak boleh turun dari mobil. Pick up point ini …

Dan Kami Tetap Disini

Ceritanya alhamdulillah hampir 2 tahun kami tinggal di Kuala Lumpur, tepatnya 16 Desember nanti. Susah senang sudah kami hadapi, alhamdulillah overall kehidupan di sini lebih baik daripada dulu di J city. Yang paling signifikan adalah soal waktu yang dihabiskan di jalanan dan kemudahan pergi bekerja. Ngga lagi – lagi harus datang terlambat ke kantor (ini penting, terutama kalau lagi drilling) dan ga pusing lagi ke kantor pergi nebeng siapa dan nanti pulang sama siapa. Tahun – tahun terakhir di J City memang menjadi tahun super galau bagi saya, ketika pekerjaan super sibuk dan memaksa saya untuk siap 24 jam sehari, 7 hari seminggu, sampai – sampai saat liburanpun harus tetap siap pergi offshore haha. Sehingga doa saya ketika liburan pun agak jahat, semoga drilling banyak problem, semoga perginya delay :D. Saat itu Cici memang mulai sekolah setiap hari, suami banyak pergi ke luar kota. Super galau dan setiap hari saya ribut pengen pindah kerja. Malu rasanya kalau ingat hal ini, betapa sebetulnya saya tidak bersyukur. Sampai – sampai saya pernah membaca tulisan Mba Ninit Yunita di blog beliau tentang aktifitasnya …

Sayonara J City

Long story short…sayonara J city after nearly 7 years ! In Sha Allah bulan depan kami akan meninggalkan kota Jakarta, hijrah. Entah for good atau tidak, yang pasti setidaknya dalam 2 tahun ke depan kami sekeluarga akan tinggal di Kuala Lumpur. Saya masih bekerja menjadi tukang batu dan suami juga masih bekerja jadi tukang poto. Cici akan melanjutkan kewajibannya menjadi pelajar yang baik. Why ?Too personal to share, dan lagipula saya sudah berjanji pada pak bos di kantor untuk diam. Di luar sana gossip sudah terlalu banyak. Tapi sepertinya tidak perlu lah diklarifikasi. Semoga didoakan yang baik – baik saja ahaha. Per 1 November kemarin saya sudah mengajukan pengunduran diri dari perusahaan tempat saya bekerja saat ini. Mix feeling, dan ternyata tidak semudah yang saya perkirakan sebelumnya. Hampir semua orang kaget dan shocked, tetapi alhamdulillah berakhir dengan baik. As my mentor – JP said, leaving with style then the door will always open for you. Dan dia benar, kita lihat sajalah, apakah untuk ketigakalinya saya akan kembali ke sini. Sekarang lega sekaligus panik. Mempersiapkan pindahan, membereskan pekerjaan yang belum selesai, hand …

Tak Lengkap Tanpa Secangkir Kopi

Setiap hari kerja saya meninggalkan rumah pukul 5.45 pagi, masih sangat pagi memang. Sarapan ? tentu belum. Pagi saya di rumah disibukkan oleh aktifitas menyiapkan hidangan untuk Cici-putri saya, mandi pagi dan berangkat ke kantor. Pukul 7 pagi saya sudah duduk manis di kantor dan dimulailah ritual itu. Membuka laci kabinet, mengeluarkan laptop, menghidupkannya, memasukkan user name, password dan berjalan menuju pantry sambil membawa 1 bungkus kopi kemasan – kopi hitam merk klasik hanya kopi dan gula. Menuang bubuk kopi ke mug kesayangan, menuangkan air panas, mengaduk 30 kali berlawanan arah dengan jarum jam, menghirup aromanya, kembali ke cubical dan duduk manis membaca email sambil menyesap cairan hitam itu. Nikmat memang. Inilah ritual pagi saya. Secangkir kopi hitam. Sejujurnya ritual ini baru saya mulai setahun belakangan. Beban pekerjaan memang sedang tinggi, memonitoring pengeboran sumur selama 24 jam, urusan rumah tangga, urusan side job dan kesibukan -kesibukan lainnya membuat saya menjadi sangat mudah lelah dan mengantuk. Di sisi lain saya selalu dituntut untuk tampil prima dan berkonsentrasi tinggi. Inilah saat yang tepat untuk memasukkan sedikit kafein ke dalam tubuh. Perkenalan saya dengan kopi dimulai ketika …