Hari ini saya dan suami datang ke sekolah Cici untuk long overdue school tour. Lagi – lagi karena Ms. C setelah 1.5 tahun baru sekarang ada kesempatan kami menengok sekolah Cici yang baru dan bertemu tutor teacher secara langsung. Walaupun sebetulnya beberapa kali kami bertemu tutor teacher sewaktu lari sore, karena beliau tetangga kami haha.
Sudah lama saya ingin menuliskan tentang secondary school Cici, sebagai pengingat. Kalau dihitung sejak jaman pre-school, AS adalah sekolah ke-empat untuk Cici. Banyak juga ya.
Sebelumnya saya mengaku kalau dulu saya agak kiasu, mudah banget dikomporin. Cici mulai sekolah formal di usia 2 tahun, di playgroup dekat rumah yang kami pilih berkat rekomendasi dari teman yang putri-nya sudah lebih dulu bersekolah disana. Sayangnya, ternyata Cici dan kami kurang cocok dengan metode belajar di sana.
Akhirnya setahun berikutnya Cici pindah sekolah ke Sekolah Karakter di Cimanggis. Sampai sekarang rasanya ini masih menjadi sekolah favorit kami sekeluarga. Alhamdulillah Cici sempat sekolah disana selama 1.5 tahun sebelum kami pindah ke Malaysia. Untuk teman-teman di Jakarta yang sedang mencari sekolah, khususnya di seputaran Depok, Cimanggis dan Cibubur, mungkin bisa mempertimbangkan sekolah ini. Kesan-kesan tentang Sekolah Karakter pernah saya tuliskan di sini.
Ketika pindah ke Malaysia, Cici berumur 4.5 tahun, usia TK kecil kalau di Indonesia. Sebetulnya ada beberapa sekolah yang menjadi incaran tapi sayangnya semua full dan waiting list-nya sangat panjang. Akhirnya Cici bersekolah di Cempaka School, dari TK hingga lulus SD. Sekolah yang juga menyenangkan walaupun tidak bisa dibandingkan dengan Sekolah Karakter. Cici menyukai sekolahnya, berteman dengan teman-teman yang baik hati, dan belajar dengan guru dan coach yang sangat super. Satu kekurangannya, kalau bisa disebut kekurangan, sekolah ini sangat akademik. Sesama orang tua murid juga sepakat, international school tapi style-nya Chinese School yang strict. Regardless, I think Cici had a wonderful years in Cempaka.
Secondary School
Lulus SD, Cici pindah ke sekolah lain yang akhirnya membuat kami juga pindah rumah. Untuk saat ini kita sebut saja AS. Well established school yang sudah berdiri dari tahun 1946, going to 76 years old this year. Sebetulnya memang sekolah ini adalah incaran ketika kami baru datang dari Indonesia dulu, dan baru sekarang ada kesempatan untuk Cici, alhamdulillah.
Banyak kesan baik yang saya dapatkan dari sekolah ini, sampai saat ini bisa dibilang tidak ada komplen sama sekali (mudah-mudahan seterusnya). Sama dengan Sekolah Karakter, AS juga sekolah non profit, sekolah dikelola yayasan yang anggotanya adalah orang tua murid. Jadi memang sangat jauh dari kesan komersial. Uang sekolah memang digunakan sepenuhnya untuk pengeluaran operasional dan pembangunan fasilitas sekolah. Satu hal yang bolak-balik saya diskusikan dengan suami karena kagum, bagaimana mereka bisa survive selama ini.
Karena sudah berumur, alumni AS tentunya sudah sangat banyak, tersebar dimana-mana. Bahkan banyak juga guru yang dulunya bersekolah di AS, saking cintanya dengan sekolah, setelah lulus kembali ke AS. Kelebihannya tentu jaringan alumni yang sangat kuat, mungkin mirip dengan cap gajah kali ya. Sesama anak AS jadi saudara.
Teman satu kelas dan di sekolah Cici sekarang sangat beragam, nationalities dan agama. Sebagai konsekuensinya, semua hari-hari besar agama, atau hari kemerdekaan suatu negara akan ada perayaan khusus. Seperti yang pernah saya ceritakan di sini, hari Thaipusam tentunya tema India, sampai-sampai makanan di kantin sekolah pun bertema India. Kata teman saya, nanti hari kemerdekaan Indonesia pun akan dirayakan, ada sate ayam dan nasi goreng di menu makan siang. Kesempatan yang baik untuk Cici mengenal dunia, mengenal karakter orang dan bangsa yang berbeda, to respect the differences.
Ada nilai plus lain yang bagi saya sangat penting. Sampai sekarang rasanya saya tidak pernah mendengar kasus bullying di sekolah. Seorang kenalan kami, anaknya pernah bersekolah di salah satu international school di KL. Dikenal paling mahal, tapi itu bukan jaminan. Putra beliau di bully di sekolah, yang sampai pada tahapan kekerasan fisik dan perlu dirawat di RS. Sayangnya kasus bully tersebut juga tidak berakhir dengan baik. Putra kenalan kami itu akhirnya memilih pindah sekolah.
Pendapat saya ini diaminkan oleh kenalan baru yang saya kenal tadi pagi. Menurut beliau orang British itu mirip orang Jawa, halus, sopan tapi sekaligus bertele-tele. Ok, yang ngomong ini juga orang Jawa ya. Saya perhatikan guru-guru memang sangat sopan, contoh yang baik untuk anak-anak kan. Tapi betul, kalau berbicara memang sangat panjang, ketika satu hal yang sebetulnya bisa dijelaskan dalam satu kalimat saja bisa menjadi satu paragraf haha.
Selain itu, sebagai kaum minoritas, beragama Islam, ternyata kami tidak dilupakan. Dulu saya tidak berharap ada pelajaran agama Islam di sekolah, ternyata ada. Selain itu juga ada extra kurikuler Islamic Studies untuk anak-anak. Ketika menjelang bulan puasa sekolah akan mengirim email, reminder bahwa bulan puasa sebentar lagi. Anak-anak diminta untuk menghormati teman-teman atau guru yang berpuasa. Anak-anak yang berpuasa dibolehkan untuk tidak mengikuti pelajaran olahraga, atau diberikan alternatif lain yang tidak terlalu melelahkan, alhamdulillah, banyak kemudahan untuk Cici.
Sekian dulu cerita hari ini, suatu saat saya akan menuliskan kesan-kesan berikutnya dari sekolah ini. Pastinya akan ada cerita menarik lain yang bisa saya tuliskan.
Selamat belajar ya Ci, doa yang selalu sama untuk Cici : semangat terus, cinta belajar, happy dan berkarakter baik. Enjoy your adventure, stay humble and kind !