Author: sereleaungu

Namaste

Namaste, is an ancient Sanskrit greeting. Still use as everyday greeting in India and especially on the trail in Nepal, Himalaya. It means : I bow to the God within you or The spirit within me salutes spirit in you. A knowing that we are all made from the same One Divine Consciousness. We just came back from our family trip to Nepal. It was our dream, and I kept the dream for years until 2 weeks ago. We flew  to Kathmandu on November 1st and went to 7 days trekking in Annapurna Sanctuary, Annapurna Base Camp. For sure it was very quick, some people do ABC trekking in 10 days or Annapurna Circuit in 20 days. Ours was very short one, we only have 10 days in Nepal because my daughter must back to school for her 1st term examination :p Long story short (I will write the long one later), we made it, right on schedule, everyone happy and the most important thing is : kembali dengan selamat. Cici – my 6 yo daughter did it …

Where to Stay in Ubud : Onje Villa

Ubud adalah salah satu tempat favorit kami sekeluarga. Saya suka karena suasananya menyenangkan, cocok untuk malas – malasan, udaranya juga pas, ngga panas tapi ngga dingin. Semoga dikabulkan bisa punya rumah di Ubud, Aminnn yang kenceng. Kalau Cici suka Ubud karena disana banyak tante pijat katanya dan bisa buat kuku jadi cantik pakai kutex bunga – bunga. Massage atau salon atau spa service di Ubud memang luar biasa menyenangkan, harganya pun bisa milih, dari yang murah meriah sampai mahal semua ada. Dari 3 kali kunjungan ke Ubud kami selalu menginap di tempat berbeda, dan suka sekali dengan semua tempat itu. Review kali ini tentang Onje Villa yang cantik. Onje Villa adalah resort kecil yang terletak di daerah persawahan Ubud, kurang lebih 15 menit – 30 menit (kalau macet) berkendara dari Ubud Sentral. Saya sebut kecil karena jumlah kamarnya memang sedikit, hanya 18 unit saja. Ada beberapa pilihan tipe kamar yang tersedia : 1 bed room, 1 bed room deluxe, family, family deluxe, dan private room villa. Published rate di website dimulai dari sekitar IDR 1,5 juta permalam. Ada juga  beberapa paket yang ditawarkan seperti Honeymoon Package, Family Package ataupun Cycling Package dengan minimum stay 3 hari 2 malam. Karena hanya menginap …

A Road to Riung and 17 Islands

One day in August 2015, a very warm day, we met our friend’s Ervy in a place called Kopi Mane Inspiration in Jalan Yos Sudarso, Ruteng, Flores. It was a kind of coffeeshop and small restaurant,  and for sure their specialities are the famous Manggarai and Bajawa coffee. Ruteng is Ervy’s hometown. We knew each other for a long time and few years ago she went back to Ruteng and I guess it will be for good ..yeahhh life is so peaceful there. 6 of us – 4 adults and 1 kid and Strawberry-our lovely Landrover were in the middle of road trip journey from Bandung to Flores. A soul searching journey, looking for our future house and office. We’ve been to Tambora via Doro Ncanga earlier (will post about this later) and now is our time to explore the Flores island, the extraordinary. The journey was our second visit to Flores, just three months since our first visit to the island. Our first visit was to Komodo National Park in May 2015. We fell in love  since then and very curious to explore …

Dan Kami Tetap Disini

Ceritanya alhamdulillah hampir 2 tahun kami tinggal di Kuala Lumpur, tepatnya 16 Desember nanti. Susah senang sudah kami hadapi, alhamdulillah overall kehidupan di sini lebih baik daripada dulu di J city. Yang paling signifikan adalah soal waktu yang dihabiskan di jalanan dan kemudahan pergi bekerja. Ngga lagi – lagi harus datang terlambat ke kantor (ini penting, terutama kalau lagi drilling) dan ga pusing lagi ke kantor pergi nebeng siapa dan nanti pulang sama siapa. Tahun – tahun terakhir di J City memang menjadi tahun super galau bagi saya, ketika pekerjaan super sibuk dan memaksa saya untuk siap 24 jam sehari, 7 hari seminggu, sampai – sampai saat liburanpun harus tetap siap pergi offshore haha. Sehingga doa saya ketika liburan pun agak jahat, semoga drilling banyak problem, semoga perginya delay :D. Saat itu Cici memang mulai sekolah setiap hari, suami banyak pergi ke luar kota. Super galau dan setiap hari saya ribut pengen pindah kerja. Malu rasanya kalau ingat hal ini, betapa sebetulnya saya tidak bersyukur. Sampai – sampai saya pernah membaca tulisan Mba Ninit Yunita di blog beliau tentang aktifitasnya …

23 Agustus 2015

7 tahun, perasaan baru kemarin. Alhamdulillah, 7 tahun tentunya bukan waktu yang singkat. Kalau manusia seharusnya sudah pandai banyak hal, semoga begitu pula dengan kami. Bertambahnya usia pernikahan juga bertambah bijak dan bahagia, amin. Tahun ini kami ada di Ubud, maksud hati mau second vow ala – ala yang ternyata langsung ditolak mentah – mentah oleh Helmy haha. Akhirnya kami hanya makan bersama saja (padahal tiap hari juga makan bersama). Makan sore di warung pizza ini, sekaligus foto bertiga. Tadinya mau pesan pizza karena anak kecil kepengen pizza, tapi ga jadi karena mereka juga menjual pork pizza, akhirnya pesan pisang goreng saja. Makan malam di Bebek Bengil, enak, restorannya juga bagus, tapi ga rela bayar pajak mahal banget haha, masa pajak-nya plus service dan lain – lain udah IDR 125 ribu sendiri. Semoga keluarga kecil kami bahagia, selalu dalam lindungan Allah SWT, berkah dunia dan akhirat. Terimakasih Popo dan Cici, love u both.

[Menyapa Tambora] via Doropeti – Desa Pancasila

The day has finally came. Kamis, 30 April 2015 Bali di pagi hari, harusnya sarapan nasi Jenggo dulu sambil ngupi-ngupi cantik. Tapi pagi – pagi kami sudah mandi dan berangkat menuju bandara. Check in bagasi yang over banyak, dan mencarikan tiket untuk teman yang ketinggalan pesawat di Jakarta tadi pagi. Perjalanan baru mau dimulai dan ada satu masalah kecil muncul, satu teman ketinggalan pesawat Jakarta – Bali, sebut saja Yanto namanya. Ternyata susah sekali mencari tiket di musim long weekend seperti ini, semua penerbangan dari Denpasar ke Bima penuh sampai keesokan harinya. Satu – satunya harapan ya menunggu ada yang cancel juga atau datang terlambat. Akhirnya Yanto memutuskan berangkat dengan pesawat kedua dari Jakarta ke Bali, berharap mendapat tiket ke Bima siang ini, kalau ga dapat juga silakan berlibur di Bali ya Yanto. Kami bergabung dengan rombongan Jakarta di bandara Bali yang kece (toiletnya bersih, penting banget itu). Beberapa orang ada yang menginap dulu semalam di Bali, dan beberapa orang ada yang baru datang dengan flight pagi dari Jakarta. Sarapan pagi di bandara cukup menyedihkan, mahal dan tidak enak. Hiks padahal kalau …

[Menyapa Tambora] Doro Ncanga vs. Doropeti

Kegalauan kami memilih jalur pendakian berlangsung cukup lama, hampir sepanjang bulan Februari hal ini menjadi topik pembicaraan di rumah. Jalur Desa Pancasila resmi kami coret karena pertimbangan jalurnya kemungkinan besar akan sangat membosankan. Membayangkan harus naik turun dengan jalur yang sama dan jalurnya panjang sekali (walaupun landai). Jalur Doropeti menjadi pilihan pertama kami, tulisan – tulisan mengenai indahnya jalur pendakian Tambora via Doropeti sukses meracuni kami untuk memilih jalur Doropeti sebagai jalur naik, dan turun melalui Pancasila. Sayangnya kami tidak berhasil menemukan Bang Jon – guide Doropeti yang saya temukan namanya hampir di semua catatan perjalanan Tambora via Doropeti. Sepertinya Bang Jon sudah ganti nomor handphone. Kami juga berusaha mencari via Facebook dan bertanya kepada beberapa kenalan, tetapi nihil, Bang Jon tidak diketahui keberadaannya. Kontak kami yang lain kebetulan tidak mengenal baik jalur Doropeti, sepertinya memang tidak banyak orang yang pernah naik via Doropeti. Akhirnya pilihan kedua diajukan, Doro Ncanga dan turun melalui Pancasila. Harapan kami, inilah jalur paling mudah dan cepat. Bonusnya banyak, jalur naik turun yang berbeda dan kesempatan menikmati savanna Doro Ncanga yang sangat cantik seperti Afrika. Konon belum …

[Menyapa Tambora] Banyak Jalan Menuju Puncak

200 years ago, in the island of Sumbawa, on April 10, 1815, the giant Tambora volcano began to erupt. The eruption intensified and continued afterward and it has been noted as the most powerful in recorded history. The exploded rock and ash formed a giant eruption column that dimmed the sunlight, lowered temperatures and some experts believe this led to global cooling and devastating effect almost worldwide. The period is also known as 1816 “The year without summer” it is unequivocally offers priceless lessons for us today. Rencana pendakian ke Tambora sebetulnya bisa dikategorikan sebagai salah satu ke-impulsifan saya. Seperti biasa, salah satu agenda tahunan liburan keluarga kami adalah naik gunung, ide awalnya acara naik gunung ini dilakukan setiap tahun di bulan Juli, ketika Cici berulang tahun. A birthday gift for our little daughter. Naik gunungnya kemana atau sama siapa sebetulnya tidak ada patokan pasti. Awalnya rencana tahun ini juga belum jelas, masih berganti – ganti antara Binaiya atau Tambora atau Latimojong. Ketiga gunung ini dipilih karena medan menuju puncak-nya tidak terlalu susah, memudahkan Cici untuk berjalan …

Nusa Tenggara – Prolog

Day 1 : Kuala Lumpur – DenpasarSeperti biasa naik Air Asia karena jam keberangkatan-nya paling pas, delay 30 menit saja. Kami memilih afternoon flight jam 6:30 sore dari Kuala Lumpur. Tiba di Bali sekitar jam 9:30 malam, lancar walaupun menunggu bagasi cukup lama. Menginap semalam di Chillin Kuta Homestay. Kami sekeluarga baru kembali dari perjalanan menyenangkan di Nusa Tenggara : Barat dan Timur, Pulau Sumbawa dan Flores, dengan penutup yang luar biasa, Pulau Bali dan Ubud. 12 hari perjalanan, 5 hari cuti bekerja dan 5 hari juga mountain and sea schooling. Itinerary perjalanan saya share disini ya, sekaligus untuk memenuhi janji ke beberapa teman yang menanyakan. Untuk cerita perjalanannya nanti saya tuliskan terpisah. Sedang berusaha mengumpulkan waktu, tenaga dan kesempatan. NIATnya sih udah banyak banget . Day 2 : Denpasar – Bima – Doropeti – Camp 1 Gunung Tambora Jalur DoropetiPagi – pagi diantar mobil dari Chillin Kuta ke bandara, drop bagasi yang over 45 kg hehe, untungnya ternyata charge per kg dari Wings Air tidak terlalu mahal. IDR 13,500 saja per kilogram. Pesawat ke Bima on time dan jam 10 pagi kami …

[Sunday Day Out] Bukit Broga

Salah satu hal yang menyenangkan di Kuala Lumpur adalah banyaknya tempat hiking yang hanya selemparan batu saja jaraknya, alias sangat dekat. Salah satunya adalah Bukit Broga, bukit cantik yang terletak di Semenyih, kurang lebih 40 menit saja berkendaraan dari rumah kami di Kuala Lumpur. Kami baru satu kali kesana, sore hari di Bulan Maret 2015, perjalanan yang menyenangkan, karena di dekat Bukit Broga ada Rumah Makan Cibiuk yang asli enak banget haha. Makan siang sepuasnya lalu membakar kalori di Broga. siap tempur, parkir mobil di sekitar sini Sesuai namanya, Bukit Broga tidak terlalu tinggi, 400 meter saja di atas permukaan laut. Perjalanan mendaki Bukit Broga dimulai dari pintu gerbangnya di area perkebunan kelapa sawit. Jalan setapak yang sangat jelas, terawat baik dan landai saja, kecuali beberapa ratus meter mendekati puncak. Disini jalurnya cukup terjal sehingga harus lebih berhati – hati. Kurang dari 1 jam, tibalah kita di puncak yang cantik, apalagi di musim penghujan ketika rumput menghijau, cantik sekali. pintu gerbang Bukit Broga jalan setapak yang nyaman, tali pengaman dipasang di daerah berbahaya Nama Bukit Broga diambil dari …