All posts filed under: Indonesia

Nusa Tenggara on a Shoestring

Last July, I went on a 10-days backpacking trip across Nusa Tenggara with Cici and my office mates. As we explored those islands, every moment was a thrill, and I felt a sense of freedom and joy that I hadn’t experienced in years. Fun fact: I brought my new Osprey bag pack, and my old friends couldn’t believe it! They couldn’t believe that I still do backpacking at this age. We started our journey from Labuan Bajo and our first stop was Wae Rebo, a small isolated traditional village in the highland of Manggarai district. Visiting Wae Rebo is like a dream come true, I’ve been waiting for almost 10 years since I heard about this village. It is a heaven; I love everything about Waerebo. Back to Labuan Bajo, we set off on a diving trip to the Komodo Islands. It was a pleasure to return after 10 years. Komodo Islands is another heaven in Flores, I was still struck by the incredible beauty of the islands, from the pristine private beaches (most of …

[DIY Backpacking] SULAWESI

Masih dari seri #DIYBackpacking, kali ini tentang perjalanan kami ke Sulawesi di bulan Agustus 2019. Cita-cita mengunjungi kembali Sulawesi sebetulnya sudah lama, dari tahun 2013 ketika kami merencanakan naik Gunung Latimojong. Tapi sayangnya tahun 2013 ternyata menjadi tahun yang sangat sibuk, ketika saya berbulan-bulan harus bekerja di offshore dan ditutup dengan pindah ke KL hehe. Alhamdulillah kesempatan itu datang di tahun 2019, setelah beberapa tahun hiatus naik gunungapi akhirnya kami bisa naik gunung lagi, atap Sulawesi, Gunung Latimojong. Setelah naik Tambora di tahun 2015 kami memang tidak pernah naik gunung yang berhari-hari lagi. Kami merasa Cici belum siap untuk naik gunung secara mandiri (tidak digendong), atau bangun tengah malam untuk summit attack. Walaupun kami sempat juga naik Gunung Batur dan Gunung Ijen, tapi perjalanan singkat saja, tidak sampai menginap. Kami memindahkan ritual jalan-jalan ke Nepal dan India yang relatif lebih mudah untuk Cici. Lidar Valley, Annapurna Base Camp dan Lower Mustang trek yang tergolong mudah, tidak ada target mencapai puncak, perjalanan panjang tapi santai. Naik gunungapi, dan di Indonesia bukan hal yang mudah. Jalur pendakian …

[Togean] Jalan Panjang Menuju Laut Biru

Awal Juli 2019, kami (saya) sedang merencanakan perjalanan keluarga di bulan Agustus. Rencananya kami akan mendaki Gunung Latimojong di Sulawesi Selatan dilanjutkan dengan perjalanan darat ke Palu untuk menemui sahabat saya Tyas kemudian naik pesawat untuk kembali ke Makassar. Tapi seperti biasa anak kecil request untuk main ke pantai juga. Pilihan saat itu adalah Kepulauan Togean yang terletak di Teluk Tomini. Jujur sebelumnya saya tidak pernah mendengar tentang Togean, menemukannya pun dengan tidak sengaja, hanya karena Togean tepat berada di tengah – tengah antara Latimojong dan Palu. Setelah rute perjalanan ditentukan barulah saya menyempatkan diri untuk mencari tahu mengenai Togean, bagaimana menuju kesana dan yang pasti disana nginap di mana dan ngapain aja. Surprisingly, sedikit sekali info tentang Togean yang bisa saya dapat di internet, itupun kebanyakan dari blogger – blogger luar negeri. Bahkan Tyas yang sudah 16 tahun tinggal di Palu-pun ternyata hanya pernah sekali saja ke Togean, karena urusan pekerjaan. Persiapan Menuju Togean Info terlengkap mengenai cara menuju Togean saya dapat dari website Kadidiri Paradise, ternyata ada beberapa pintu masuk menuju Togean, bisa …

Berburu Gudeg di Yogya

Jalan – jalan ala kami sekeluarga identik dengan wisata kuliner, rasanya lebih rela tidur di hotel murah asalkan bisa makan dengan layak. Kunjungan kami ke Yogyakarta bulan Desember 2016 lalu menjadi saksi nyata, safari makan Gudeg 3x dalam waktu 24 jam saja. Studi banding ceritanya. Gudeg Pawon Sudah diniatkan sejak lama, pokoknya kalau ke Yogya harus nyoba Gudeg Pawon. Rasa penasaran ini makin menjadi – jadi setiap membaca tulisan atau menonton liputan tentang Gudeg Pawon, kok ada ya orang ngebela-belain ngantri trus makan tengah malam, di dalam dapur lagi. Tetapi itulah keunikan Gudeg Pawon yang membuatnya berbeda. Sesuai namanya, Gudeg Pawon disajikan di dapur (pawon = dapur dalam bahasa Jawa), dapur betulan lengkap dengan tungku kayu untuk memasak. Tempat makannya ya di dalam dapur juga, plus tambahan beberapa bangku dan meja sederhana di halaman rumah. Selain itu Gudeg Pawon hanya buka di malam hari, saat kebanyakan penjual Gudeg lainnya mungkin sudah beristirahat. Bu Prapto Widarso – sang perintis Gudeg Pawon sejak 1958 rupanya pandai membaca peluang bisnis. Hampir semua review yang saya baca menceritakan kelezatan gudeg yang …

Where to Stay in Amed : Aquaterrace Bali

Berkali – kali berkunjung ke Bali dan selalu akhirnya berakhir di Ubud. Gimana dong, suka banget dengan Ubud dan suasananya, walaupun sekarang makin ngga teratur, makin ramai pengunjung, dan makin macet. Siang hari di Ubud panasnya luar bisa, bikin ga pengen jalan-jalan. Tapi akhirnya Oktober lalu kami sedikit berubah lho, tetap 1 malam di Ubud, dilanjutkan dengan 1 malam di Kintamani dan 1 malam di Amed. Ceritanya dari desa ke gunung lalu ke pantai. Memenuhi keinginan anak kecil yang ingin ke pantai. Amed memang tidak sepopuler Kuta – Sanur, ataupun Ubud. Kota kecil yang terletak di timur Bali, kurang lebih 3 jam perjalanan dari Denpasar. Selama ini Amed terkenal sebagai tempat diving bersama tetangga dekatnya Tulamben. Diving ke Bali ? salah satu pilihannya ya Amed – Tulamben. Tapi bukan hanya diving kok, sekedar snorkeling pun bisa. Atau bermain di pantai sambil hunting photo di Pantai Jemeluk, berburu sunrise dan sunset, atau  seperti yang kami lakukan bulan lalu, staycation. Seperti biasa perburuan hotel dilakukan untuk memilih tempat terbaik, dan pastinya termurah. Pilihan kami kali ini adalah Aquaterrace. Bed & Breakfast & Bistro yang diklaim memiliki 180 degree ocean view, from sunrise to sunset, mantep …

Where to Stay in Sabang : Freddies Santai Sumur Tiga

Bulan Mei 2016 lalu kami sempat kabur sebentar ke Pulau Weh. Menginap semalam disana dan transit semalam di Banda Aceh. Lagi – lagi karena impulsif, hanya gara-gara lihat tiket Air Asia PP dari KL ke Banda Aceh hanya RM 140 saja per orang, all in sudah termasuk tax, murah pakai banget kan. Ga mikir panjang lagi langsung beli tiket, memanfaatkan libur nasional di hari Jumat yang berarti long weekend. Padahal ternyata anak kecil sekolahnya ngga libur haha, dan saya baru sadar berhari – hari kemudian. Terpaksa sebuah email penuh cinta kita kirimkan ke Ibu Guru : please excuse my daughter ….  Setelah beli tiket barulah kebingungan, di Pulau Weh nginap dimana ya ? Sesuai semangat tiket murah meriah tentunya kami tidak boleh menginap di resort yang mahal, kita cari yang bagus tapi murah yuk. Kalau uang bukan masalah sebetulnya ada juga resort di Pulau Weh, ada Pulau Weh Dive Resort atau The Pade Dive Resort yang keduanya menawarkan fasilitas menginap yang mewah dan fasilitas super lengkap. Rate semalamnya diatas IDR 2,000 k saja. Tapi jangan khawatir, cukup banyak pilihan tempat menginap di Pulau Weh dengan harga bersahabat. Tersebar di kota Sabang, …

Where to Stay in Ubud : Onje Villa

Ubud adalah salah satu tempat favorit kami sekeluarga. Saya suka karena suasananya menyenangkan, cocok untuk malas – malasan, udaranya juga pas, ngga panas tapi ngga dingin. Semoga dikabulkan bisa punya rumah di Ubud, Aminnn yang kenceng. Kalau Cici suka Ubud karena disana banyak tante pijat katanya dan bisa buat kuku jadi cantik pakai kutex bunga – bunga. Massage atau salon atau spa service di Ubud memang luar biasa menyenangkan, harganya pun bisa milih, dari yang murah meriah sampai mahal semua ada. Dari 3 kali kunjungan ke Ubud kami selalu menginap di tempat berbeda, dan suka sekali dengan semua tempat itu. Review kali ini tentang Onje Villa yang cantik. Onje Villa adalah resort kecil yang terletak di daerah persawahan Ubud, kurang lebih 15 menit – 30 menit (kalau macet) berkendara dari Ubud Sentral. Saya sebut kecil karena jumlah kamarnya memang sedikit, hanya 18 unit saja. Ada beberapa pilihan tipe kamar yang tersedia : 1 bed room, 1 bed room deluxe, family, family deluxe, dan private room villa. Published rate di website dimulai dari sekitar IDR 1,5 juta permalam. Ada juga  beberapa paket yang ditawarkan seperti Honeymoon Package, Family Package ataupun Cycling Package dengan minimum stay 3 hari 2 malam. Karena hanya menginap …

A Road to Riung and 17 Islands

One day in August 2015, a very warm day, we met our friend’s Ervy in a place called Kopi Mane Inspiration in Jalan Yos Sudarso, Ruteng, Flores. It was a kind of coffeeshop and small restaurant,  and for sure their specialities are the famous Manggarai and Bajawa coffee. Ruteng is Ervy’s hometown. We knew each other for a long time and few years ago she went back to Ruteng and I guess it will be for good ..yeahhh life is so peaceful there. 6 of us – 4 adults and 1 kid and Strawberry-our lovely Landrover were in the middle of road trip journey from Bandung to Flores. A soul searching journey, looking for our future house and office. We’ve been to Tambora via Doro Ncanga earlier (will post about this later) and now is our time to explore the Flores island, the extraordinary. The journey was our second visit to Flores, just three months since our first visit to the island. Our first visit was to Komodo National Park in May 2015. We fell in love  since then and very curious to explore …

[Menyapa Tambora] via Doropeti – Desa Pancasila

The day has finally came. Kamis, 30 April 2015 Bali di pagi hari, harusnya sarapan nasi Jenggo dulu sambil ngupi-ngupi cantik. Tapi pagi – pagi kami sudah mandi dan berangkat menuju bandara. Check in bagasi yang over banyak, dan mencarikan tiket untuk teman yang ketinggalan pesawat di Jakarta tadi pagi. Perjalanan baru mau dimulai dan ada satu masalah kecil muncul, satu teman ketinggalan pesawat Jakarta – Bali, sebut saja Yanto namanya. Ternyata susah sekali mencari tiket di musim long weekend seperti ini, semua penerbangan dari Denpasar ke Bima penuh sampai keesokan harinya. Satu – satunya harapan ya menunggu ada yang cancel juga atau datang terlambat. Akhirnya Yanto memutuskan berangkat dengan pesawat kedua dari Jakarta ke Bali, berharap mendapat tiket ke Bima siang ini, kalau ga dapat juga silakan berlibur di Bali ya Yanto. Kami bergabung dengan rombongan Jakarta di bandara Bali yang kece (toiletnya bersih, penting banget itu). Beberapa orang ada yang menginap dulu semalam di Bali, dan beberapa orang ada yang baru datang dengan flight pagi dari Jakarta. Sarapan pagi di bandara cukup menyedihkan, mahal dan tidak enak. Hiks padahal kalau …

[Menyapa Tambora] Doro Ncanga vs. Doropeti

Kegalauan kami memilih jalur pendakian berlangsung cukup lama, hampir sepanjang bulan Februari hal ini menjadi topik pembicaraan di rumah. Jalur Desa Pancasila resmi kami coret karena pertimbangan jalurnya kemungkinan besar akan sangat membosankan. Membayangkan harus naik turun dengan jalur yang sama dan jalurnya panjang sekali (walaupun landai). Jalur Doropeti menjadi pilihan pertama kami, tulisan – tulisan mengenai indahnya jalur pendakian Tambora via Doropeti sukses meracuni kami untuk memilih jalur Doropeti sebagai jalur naik, dan turun melalui Pancasila. Sayangnya kami tidak berhasil menemukan Bang Jon – guide Doropeti yang saya temukan namanya hampir di semua catatan perjalanan Tambora via Doropeti. Sepertinya Bang Jon sudah ganti nomor handphone. Kami juga berusaha mencari via Facebook dan bertanya kepada beberapa kenalan, tetapi nihil, Bang Jon tidak diketahui keberadaannya. Kontak kami yang lain kebetulan tidak mengenal baik jalur Doropeti, sepertinya memang tidak banyak orang yang pernah naik via Doropeti. Akhirnya pilihan kedua diajukan, Doro Ncanga dan turun melalui Pancasila. Harapan kami, inilah jalur paling mudah dan cepat. Bonusnya banyak, jalur naik turun yang berbeda dan kesempatan menikmati savanna Doro Ncanga yang sangat cantik seperti Afrika. Konon belum …